Mohon tunggu...
Mbahkung
Mbahkung Mohon Tunggu... profesional -

Ketika diam adalah hal terbaik yg harus kau lakukan, lakukanlah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

"Goat Mentality"

29 April 2010   03:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:31 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Terinspirasi oleh tulisan Katedra Rajawen tentang "Tersesat dalam Agama," saya ingin menyampaikan hal serupa yang banyak terjadi di masyarakat dan tanpa kita sadari akan menjadi ancaman bagi hidup bermasyarakat.

Banyak praktik beragama di masyarakat yang sudah jauh menyimpang dari kaidah, hakikat dan norma beragama. Saya ingat seorang kompasioner pernah menulis bahwa apapun yang dianjurkan dalam kitab suci, ya itulah yang harus dilaksanakan dalam hidup sehari-hari. Andai lebih banyak orang seperti ini hidup di Indonesia, saya yakin umur negara Indonesia tidak akan lama lagi. Yang tinggal hanyalah beberapa komunitas agama yang saling berperang dan membunuh.

Kitab suci bukanlah untuk kita. Kalimat-kalimat dalam kitab itu dibuat oleh manusia dan ditujukan untuk orang-orang pada zaman itu. Meski kita tahu bahwa orang-orang yang menulis itu dipimpin oleh Roh Kudus, sehingga apa yang ditulis tidak akan menyimpang dari kehendak Allah. Jadi kalau kita hendak mencerna makna kitab suci, mencernalah dalam konteks kekinian, tanpa menghilangkan esensinya.

Manusia bukanlah "goat." Mereka diberi anugerah akal, budi dan pikiran yang mampu digunakan untuk mencerna makna yang tersirat dalam sebuah kalimat, bukan sekedar menelannya mentah-mentah. Kalau hanya sekedar membaca kemudian mempraktikkan persis seperti yang dibacanya, apa bedanya manusia dengan "goat" yang biasa ditarik ke kiri dan ke kanan tanpa pernahberpikir hendak dibawa kemana?

ADa sebuah kalimat bijaksana dari seorang tokoh pada zaman dahulu yang sampai sekarang masih sangat relevan. "Kamu pernah mendengar perintah, 'Mata ganti mata,' tapi aku berkata kepadamu, kalau ada yang menampar pipi kirimu, berikanlah juga pipi kananmu." Kalimat ini dapat diartikan sebagai pembaharuan perintah dalam konteks kekinian. Siapapun harus siap untuk berkorban dan saling memaafkan.

Milikilah mental manusia dan jangan bangga menyimpan mental seekor kambing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun