Mohon tunggu...
mbah google
mbah google Mohon Tunggu... -

Mencoba menuliskan berdasarkan analisa data yang akurat dan bisa dipercaya

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Senyum Warga Ketika Sinyal Itu Ada

4 Desember 2018   16:43 Diperbarui: 4 Desember 2018   16:47 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
BTS bertenaga Surya mampu menembus lokasi-lokasi terpencil di pedalaman. (foto: TirtoID)



Negeri ini mempunyai topografi yang menarik, sebagai negara kepulauan yang sangat luas, dengan daratannya yang mayoritas dipenuhi dengan pegunungan, ini menjadi tantangan yang sangat besar dalam memajukan industri telekomunikasi dan informasi.

Salah satu tantangan pemerintah selain membangun infrastruktur di bidang transportasi, jalan tol dan pelabuhan serta bandara, juga membangun ketersediaannya jaringan telekomunikasi yang tersebar di seluruh wilayah berpenghuni.Bukan perkara mudah juga, keterikatan teknologi telekomunikasi dengan teknologi sumber daya tidak bisa dibutuhkan. Hal ini karena setiap peralatan telekomunikasi tentu membutuhkan energi, dalam hal ini adalah bersumber pada listrik sebagai pasokannya.

Kesenjangan dalam hal pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang sudah terjadi puluhan tahun terjadi pelan-pelan terkikis dengan semakin meratanya BTS (base transceiver station) dibangun di pelosok-pelosok pedesaan dan pegunungan.

Untuk mengatasi kesenjangan tersebut dan menunjang penyediaan akses telekomunikasi dan internet yang merata ke seluruh wilayah Tanah Air, Pemerintah Indonesia meluncurkan proyek Palapa Ring.Apakah itu Palapa Ring?Palapa Ring merupakan proyek pembangunan kabel pita lebar, yang diadakan karena tidak semua operator telekomunikasi bersedia membangun di daerah-daerah yang tidak memiliki tingkat profitabilitas bagus. Karena itu, kehadiran proyek Palapa Ring menjadi jawaban atas ketidaksediaan operator telekomunikasi dalam membangun jaringan telekomunikasi di wilayah-wilayah terpencil dan jauh (remote).

Melalui BAKTI (Badan Aksesibilitas Komunikasi dan Informasi) Pemerintah Indonesia menggarap wilayah-wilayah pemukiman yang belum tersentuh sinyal. Pada 2019, semua wilayah di Tanah Air yang tak dijangkau operator ditargetkan sudah di-cover oleh jaringan Palapa Ring.

Bila dulu kesenjangan pembangunan infrastruktur telekomunikasi sempat mencapai titik kritis, di Pemerintahan Joko Widodo -- Jusuf Kalla seluruh masyarakat menjadi optimis bahwa koneksi internet sudah bisa menjangkau daerah-daerah yang dulunya blank spot / susah sinyal.Daerah demi daerah, pulau demi pulau sekarang sudah terkoneksi. 

Begitu seriusnya pemerintah menggenjot percepatan pembangunan jaringan pita lebar ini. Proyek Palapa Ring terbagi menjadi tiga paket, yaitu Paket Barat, Paket Tengah dan Paket Timur.Pada November 2018 pekerjaan menggelar dan menyambung serat optik dalam proyek Palapa Ring Tengah telah mencapai 1.289 km kabel darat dan 1.706 km kabel laut, dengan microwave 7 hops. 

Untuk menghubungkan 17 kota/kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara, nantinya akan terdapat lima ruas dengan dua di antaranya yang tidak terhubung dengan kabel laut.

BAKTI sebagai unit organisasi noneselon di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang bertanggungjawab melaksanakan pengelolaan pembiayaan Kewajiban Pelayanan Universal dan penyediaan infrastruktur dan layanan telekomunikasi dan informatika telah membuktikan kinerjanya yang mampu memenuhi target pembangunan yang dijanjikan.

Secara teori sepertinya mudah membangun jaringan di darat, tetapi pada kenyataannya proses pelaksanaannya tidak semudah yang kita bayangkan. Banyak sekali daerah yang dijadikan target pembangunan, yaitu daerah pemukiman yang blank spot belum tersentuh jalan aspal, dan juga belum tersentuh jaringan listrik dari PLN. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun