Mohon tunggu...
Mazz Yaqien
Mazz Yaqien Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Al-Azhar yang tak seutuhnya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Catatan Pemuda Islam dan Pemuda Indonesia

28 Oktober 2012   06:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:18 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Sesunguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” [Al Kahfi: 13]

Makna Pemuda:

“Pemuda” adalah seseorang yang telah menginjak dewasa baik secara fisik maupun psikis, baik sifat maupun sikap hingga kategori-kategori tersebut hilang satu demi satu dari diri seseorang. Pemuda adalah mereka yang berusia 11 hingga 40 tahun.

Tokoh Pemuda Islam :

Jika kita kembali ke belakang, kita akan menemukan sekelompok pemuda yang berjumlah 7 orang. Mereka dengan tegas menentang kelaliman seorang penguasa, kebobrokan moral, dan kesyirikan yang merata. Mereka  mempertahankan keimanannya dengan kokoh dan lantang hingga akhirnya mereka dikucilkan, dan menjadi bulan-bulanan sang raja. Begitu teguhnya hati mereka, mereka lari dan bersembunyi di sebuah gua. Dan di gua inilah rasa salut Allah ditunjukkan dengan memejamkan mata mereka hingga 309 tahun lamanya. “Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu niscaya Rabbmu akan melimphkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusanmu.” [Al Kahfi: 16]

Dengan tanpa rasa takut dan peduli, tatkala berusia muda Ibrahim menghancurkan berhala-berhala yang disembah oleh kaumnya. Ibrahim sangat kesal dan menyanyangkan ketololan kaumnya yang menyembah benda mati yang tak lebih baik dari diri mereka sendiri. “Mereka berkata: ‘Siapakah yang (berani) melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami? Se­sungguhnya dia termasuk orang orang yang zalim, Mereka berkata: ‘Kami dengar ada seorang pemuda yang (berani) mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim.”[AlAnbiya: 59-60].

Kita beralih kepada masa emas generasi yang didik oleh Rasulallah SAW. Betapa tidak, Rasulallah mampu mencetak kader-kader muda dan memoles mereka hingga nantinya menjadi orang-orang hebat yang menjadi rujukan para kaum muslimin. Dalam bidang Hadis, kita temukan 7 sahabat periwayat hadis terbanyak dan mayoritas dari mereka memeluk Islam dan menghafal hadis langsung dari Rasulallah ketika usia belia; Abdullah bin Umar, Anas bin Malik, Aisyah binti Abu Bakar, Abdullah bin Abbas, Jabir bin Abdullah, Abu Sa’id Al-Khudry. Hanya Abu Hurairah RA. saja yang bersyahadat tatkala berumur 30 tahun. Dalam diskursus Tafsir, kita menjumpai 3 pemuda yang mendirikan madrasah tafsir di pusat kota keilmuan Islam. Abdullah bin Abbas di Makkah, Ubay bin Ka’ab di Madinah, dan Abdullah bin Mas’ud di Kufah. Mereka lah pemuda yang mampu menggunakan gelora semangat jiwa pemudanya di jalan kebaikan dan kebenaran.

Tokoh Pemuda Indonesia :

Setidaknya Ada empat peristiwa sejarah yang diprakarsai oleh pemuda-pemuda Indonesia. Anak-anak bangsa yang tertanam di benak mereka jiwa nasionalisme yang kental. Menginginkan perubahan dengan sikap dan ucap. Menghendaki sebuah revolusi dan prestasi. Mementahkan kelicikan dan segala manipulasi.

*Pada tanggal 28 Oktober 1928, tercetuslah sebuah ikrar yang bernama “Sumpah Pemuda”. Sumpah Pemuda dirumuskan oleh Muhammad Yamin dan dibacakan dengan lantang oleh Soegondo. Acara kongres ikrar bersejarah tersebut dihadiri oleh 71 pemuda Indonesia yang digagas oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI). Bagaimana tidak, tanah Nusantara yang membentang luas dapat disatukan dengan beberapa bait janji yang berbunyi :

SOEMPAH PEMOEDA

Pertama :

- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA

Kedua :

- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA

Ketiga :

- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Djakarta, 28 Oktober 1928

*Indonesia resmi memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Namun tentunya kita tahu beberapa hari sebelum itu, terjadilah peristiwa Rengasdengklo, diasingkannya Soekarna dan Hatta agar tidak terpengaruh oleh janji-janji palsu Jepang. Chaerul Shaleh, Sukarni, Wikana dan Sutan Syahrir lah yang mendesak paksa Soekarno-Hatta agar lekas memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Mereka para pemuda yang sangat kritis. Jiwa dan mentalnya terbakar gelora herois dan nasionalis hingga tak segan menculik dan memaksa golongan tua untuk melegalitaskan negara kesatuan republik Indonesia.

*Revolusi 1966 yang meruntuhkan pemerintahan orde lama juga digagas oleh para pemuda Indonesia, di antaranya: Cosmas Batubara, Fahmi Idris, Sofyan Wanandi, Yusuf Wanandi, dan Akbar Tanjung. Mereka kesal dengan komunisme yang mulai menjamur di tanah air. Memaksa presidan Soekarno menghapus penyakit akut negara, menginginkan perbaikan ibu pertiwi, hingga kesejahteraan rakyat kembali menghijau. Dan Soekarno pun tahu diri, mengundurkan diri lantaran keadaan bangsa yang mulai merosot, carut-marut, dan tak terkendali.

*Rezim Soeharto hancur di tangan kalangan mahasiswa. Soeharto yang telah memimpin 32 tahun, pada Pemilu 1997 terpilih kembali menjadi presiden Indonesia. Namun, kemarahan mahasiswa melalui demonstrasi dan penolakan pemerintahan Soeharto semakin menjadi-jadi. Dan beberapa harisetelah peristiwa itu, Soeharto terpaksa mengumumkan pengunduran diri.

Itulah rentetan peristiwa bersejarah di negri kita yang dipelopori oleh kaum muda. Para pemuda dan mahasiswa yang tak rela bumi pertiwi diganyang oleh siapa pun barang sedetik atau sesenti.

Catatan Pemuda :

Pemuda adalah jembatan revolusi. Pendobrak kebengisan kekuasaan yang hampir abadi. Penggagas demokrasi dan prestasi demi kebangkitan sebuah negri. Pemuda tak pernah bersikap apatis. Dia selalu tanggap dan peka untuk seluruh urusan agamis dan nasionalis. Pemuda lah pemersatu tanah, bangsa, dan bahasa hingga lahirlah Indonesia. Pemuda tak kan diam melantangkan perbaikan dan mengecam segala kerusakan. Menuntut kesejahteraan dan keadilan. Melenyapkan kebatilan dan kelaliman. Bung Karno mundur, Pak Harto Kabur, kelicikan dan kemunafikan pun terkubur. Lantas, mengapa kita hanya bisa mendengkur sembari menyembunyikan tangan? Padahal kita hafal sejarah, namun kita juga menjauh dari perubahan. Pemuda, apakah yang bisa kita persembahkan?

Selamat Hari Sumpah Pemuda, semoga tak hanya ucapan tapi juga perubahan dan perbaikan. (28/10)

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun