Mohon tunggu...
Didi Widyo
Didi Widyo Mohon Tunggu... Administrasi - ASN Pendidik

Pendidik, Trader

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Senyuman Kita, Tulus atau Pura-pura

16 April 2017   06:26 Diperbarui: 16 April 2017   21:00 2407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu Anda sudah sering mendengar atau membaca tentang “air mata buaya”. Tangisan palsu, tangisan pura-pura ataupun setengah pura-pura. Tentu tidak termasuk mereka yang sedang actingdi film atau sandiwara.

Tidak hanya air mata, ternyata senyumpun banyak yang pura-pura atau tidak tulus. Lho.. bagaimana kita tahu kalau seseorang sedang tersenyum dengan tulus, atau sedang berpura-pura? Atau tidak tulus?

Pada tahun 1862, ahli saraf Perancis Guillaume Duchenne menerbitkan tulisan hasil studi yang menyatakan bahwa senyum tulus dan palsu atau pura-pura ternyata menggunakan atau melibatkan otot yang berbeda.

Tersenyum mengharuskan kita untuk melenturkan otot-otot sekitar mulut, tetapi perbedaannya adalah cara kita melibatkan otot-otot sekitar mata kita, yang disebut orbicularis oculi. Dalam senyum yang asli, terdapat kontraksi otot-otot di sekitar mata, ada tarikan otot yang menggerakkan kulit di sebelah mata kita, seperti yang Anda lihat pada gambar dibawah ini.

sumber: businessinsider.com
sumber: businessinsider.com
Memperlihatkan gigi atau tidak, senyuman yang tulus akan benar-benar menampakkan rasa senang melihat kita (dan sama sekali tidak menyeramkan). Lihatlah kontraksi otot-otot di sekitar matanya. Itu hanya terjadi bila seseorang tersenyum dengan tulus, senyum yang mencerminkan emosi bahagia.

Di sisi lain, senyum palsu hanya sedikit bahkan tidak melibatkan otot-otot. Ketika memaksa tersenyum, kita menggunakan otot di masing-masing pipi, disebut risorius, untuk menarik bibir kita ke dalam bentuk yang tepat, tapi otot-otot mata tidak berkontraksi.

Apabila  seseorang tersenyum dan otot dagu ikut tertarik sehingga bibir bawah menjadi terlalu melebar, senyum yang seperti ini akan cepat menghilang karena pemiliknya tidak tulus saat memberikannya. Senyuman yang tidak tulus sering terlihat agak miring. Untuk membedakan senyuman miring, kita bisa melihat sudut bibir mana yang terangkat. Jika sudut kanan bibir yang terangkat, itu berarti senyuman yang meremehkan lawan bicaranya atau bahkan sedang merencanakan hal buruk. Pada kondisi ini, otak kiri yang bekerja. Namun bila bibir sebelah kiri yang terangkat, berarti senyum seseorang tersebut tulus, karena otak kanan yang merupakan pusat kontrol perasaan sedang bekerja.

Ada lipatan di pipinya tapi tidak di sekitar matanya. Otot-otot orbicularis oculi tidak berkontraksi. Kulit di sekitar mata tidak ditarik ketat. Itulah tanda dari senyum palsu.

Perbedaan kontraksi otot di asli vs senyum palsu menggambarkan pemisahan antara kebiasaan dan sistem non-kebiasaan di otak. Senyum yang alami mengaktifkan satu set otot. Ketika kita menggunakan kekuatan sadar kita untuk berpura-pura tersenyum, kita mengubah pola aktivasi otot, dan orang-orang di sekitar kita akan tahu.

Cara membedakan senyum tulus dan senyum asli diungkapkan juga oleh Angie Neik yang sudah mempelajari bahasa tubuh selama 18 tahun.

Di laman tanya jawab Quora, Angie Neik, yang telah mendalami bahasa tubuh selama 18 tahun, menyatakan bahwa kita hanya bisa melihat sebuah senyum tulus lewat mata seseorang. Pancaran mata dari senyuman tulus lebih menentramkan dan secara alamiah atau naluri kita membalas senyumannya. Itulah tanda senyum asli yang melibatkan mata secara nyata selain mulut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun