Mohon tunggu...
mayva eka
mayva eka Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI SV IPB PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DIGITAL DAN MEDIA

Memiliki hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Trip

Pascamasa: Kilas Balik Perkembangan Seni Rupa Indonesia

29 Februari 2024   22:11 Diperbarui: 29 Februari 2024   22:11 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen Pribadi 

Selalu ada satu momen yang selalu dinanti oleh banyak orang di tengah lika liku kehidupan sehari-hari yang terus berulang-ulang. Momen ini menjadi momen untuk melepaskan diri dari kesibukkan dunia untuk me-refreshing pikiran. 

Tahun ajaran telah berakhir, pertanda sudah memasuki waktu liburan. Alangkah baiknya jika kita memanfaatkan liburan dengan mengisinya dengan hal hal yang positif. Kalian bisa mengisinya dengan melakukan eksplorasi di lingkungan sekitar atau mengisi waktu luang dengan memanjakan diri sebagai self reward kepada diri sendiri karena sudah berakhir melewati hari-hari yang panjang. 

Kira-kira destinasi wisata seperti apa yang dapat kita kunjungi saat liburan? Bagi kamu yang merupakan seorang art enthusiast's, kamu dapat mengunjungi sebuah pameran seni. Untuk warga Jabodetabek, kalian bisa mengunjungi Galeri Nasional untuk melihat hasil karya dari para seniman di Indonesia. Kalian akan disajikan segala bentuk karya seni rupa yang sangat unik. 

Bagaimana cara ke Pascamasa di Galeri Nasional? 

Galeri Nasional yang berlokasi di Gambir, Jakarta Pusat merupakan museum dan galeri seni rupa modern dan kontemporer Indonesia. Karya seni rupa yang dimiliki pun beragam mulai dari lukisan, patung, keramik, hingga instalasi. Saat ini, koleksi seni yang dimiliki berjumlah 1785 buah. Galeri Nasional ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya loh!

Mau tau caraku sampai di Galeri Nasional? Yuk, Simak pembahasannya! Aku memulai perjalanan dari Stasiun Bekasi Timur kemudian menaiki rangkaian KRL tujuan akhir Kampung Badan atau Angke via Stasiun Manggarai. Jika kamu memulai perjalanan di rangkaian KRL Bogor, kamu hanya perlu menaiki KRL tujuan akhir Jakarta Kota. Setelah itu, kalian akan turun di Stasiun Gondangdia dan hanya perlu membayar tarif sebesar Rp3.000,00 dari Stasiun Bekasi Timur-Stasiun Gondangdia. Aku melanjutkan perjalanan menggunakan ojek online dari Stasiun Gondangdia menuju Galeri Nasional, tarif yang dikeluarkan Rp14.000,00. Sebenarnya, dari Stasiun Gondangdia kita dapat menggunakan transportasi umum tetapi saat itu aku lebih memilih menggunakan ojek online karena mengejar waktu sesuai dengan tiket yang aku booking. Total waktu perjalanan yang aku tempuh kira-kira 1 jam 30 menit. 

Ketika mengunjungi Galeri Nasional, kita wajib melakukan booking atau registrasi melalui website yang tersedia. Registrasi bertujuan untuk mengetahui waktu berkunjung dan slot yang tersedia. Pameran dibuka mulai pukul 10.00 WIB. Jam operasional Pascamasa dibagi menjadi sesi dan setiap sesi berdurasi 1 jam. Saat itu, aku melakukan registrasi dan booking tiket di jam 13.00 -- 14.00. Pengunjung hanya perlu melakukan screenshot atau menyimpan kode QR yang diberikan melalui email. Sebelum masuk, pengunjung diarahkan ke ruang registrasi dan menunjukkan bukti registrasi kepada penjaganya. Kemudian, penjaganya akan memberikan stiker untuk ditempel dimana saja sebagai tanda masuk. 

Pameran Pascamasa 

Saat aku berkunjung, sedang ada pameran kontemporer yang berlangsung yaitu "Pameran Pascamasa". Pameran yang bertajuk "Seni Rupa Indonesia Kini : Pascamasa" merepresentasikan pernyataan kreatif yang mendalam mengenai konteks sosial dan budaya Indonesia saat ini. Pameran ini menyajikan karya dari 12 seniman melalui berbagai medium. Pascamasa merupakan pameran yang mencoba merespons perkembangan terkini dan praktik kesenian yang bertaut pada isu pasca seperti pascaindustrial, pascamodern, dan pascakebeneran

Karya seni yang cukup menarik perhatianku dan banyak pengunjung disana adalah studio Arafura. Studio yang bertemakan Animental, studio ini menggabungkan sejumlah teknologi dan memberikan pengalaman yang interaktif bagi pengunjungnya melalui ekspresi suara dari dinding proyeksi. Selain itu, hasil karya perupa Azizi Al Majid yang bertemakan "The Internet Love Machine" sangat menarik perhatianku karena di dalam karya seninya banyak sekali meme lucu yang tersebar di internet. Setelah mendengar penjelasan dari kurator, benar saja sang perupa ternyata mengangkat meme komedi populer yang ada di internet dan disusun secara potrait yang merepresentasikan layar gawai. 

Iwan Yusuf melalui karyanya "Jaring dan Refleksi" yang menggabungkan konsep darat dan laut. Aku takjub dengan karyanya karena jika dilihat dari jauh itu merupakan karya yang indah. Namun, ketika aku mendekat karya itu menjadi sesuatu yang rumit. Semua bahan yang digunakannya sebagian besar berasal dari sampah laut yang dikumpulkan di Pantai Samas. Seni rupa itu menceritakan tentang pengaruh laut terhadap kehidupan di darat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun