Mohon tunggu...
Mayozi Ikhsan
Mayozi Ikhsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memancing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran David Hume

21 Desember 2022   21:45 Diperbarui: 21 Desember 2022   22:35 1324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Aliran empirisme dibangun pada abad ke-17 yang muncul setelah lahirnya aliran rasionalisme. Aliran empirisme bertolak belakang dengan aliran rasionalisme. Menurut paham empirisme, pengetahuan bukan hanya didasarkan pada rasio belaka. Konsep mengenai filsafat empirisme muncul pada abad modern yang lahir karena adanya upaya keluar dari kekangan pemikiran kaum agamawan di zaman skolastik.

Descartes adalah salah seorang yang berjasa dalam membangun landasan pemikiran bari di dunia Barat. Descartes menawarkan sebuah prosedur yang disebut keraguan metodis universal dimana keraguan ini bukan menunjukkan kepada kebingungan yang berkepanjangan, tetapi akan berakhir ketika kesadaran akan eksistensi diri yang dia katakan dengan cogito ergo sum yang artinya saya berpikir, maka saya ada.

Teori pengetahuan yang dikembangkan Descartes dikenal dengan rasionalisme karena alur pikir yang dikemukakan Rene Descartes bermuara kepada kekuatan rasio manusia. Sebagai reaksi dari pemikiran rasionalisme Descartes inilah muncul para filosof yang berkembang kemudian yang bertolak belakang dengan Descartes yang menganggap bahwa pengetahuan itu bersumber pada pengalaman atau empirisme.

Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia dan mengecilkan peranan akal. Empirisme berasal dari bahasa Yunani empeiria yang artinya coba-coba atau pengalaman. Empirisme berpendapat bahwa pengetahuan tentang kebanaran yang sempurna tidak diperoleh melalui akal, melainkan diperoleh atau bersumber dari panca indera manusia, yaitu mata, lidah, telinga, kulit, dan hidung. Dengan kata lain, kebenaran adalah sesuatu yang sesuai dengan pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan.

David Hume lahir di Edinburgh Skotlandia pada tanggal 26 April tahun 1711, merupakan anak bungsu dalam keluarga yang baik tetapi tidak kaya. Ayahnya meninggal ketika Hume masih kecil, dan ia dibesarkan oleh ibunya di perkebunan keluarga Ninewells, dekat Berwick.

Skeptisisme David Hume mendasar dalam pikiranya yang menentang terhadap tiga pemikiran sebelumnya. Hume melawan ajaran-ajaran rasionalitas tentang idea-idea bawaan. Selanjutnya menyerang pemikiran religius, entah dari Katolik, Anglikan, maupun penganut Deisme. Hume mengungkap karya-karya Francis Hutcheson, seorang filsuf moral dari Skotlandia di Universitas Glasgow, yang berpendapat bahwa prinsip moral tidak berdasarkan kitab Injil, seperti dikatakan penganut Kristiani, juga tidak berdasarkan akal pikiran, seperti pendapat Plato dan Socrates.

Keyakinan Moral Menurut Hutcheson terdapat pada perasaan kita, sentimen setuju atau tidak setuju kita. Kemudian dengan mengembangkan pandangan Hutcheson dan menggabungkan empirisme Locke dan Berkeley, Hume berpendapat bahwa pengetahuan didapat hanya dari persepsi panca indra. Hume memulai pemikiran kontroversialnya melalui penggabungan dua konsep tersebut, yaitu bahwa pengetahuan terbaik kita, hukum ilmiah, bukanlah apa-apa melainkan persepsi pengindraan yang meyakinkan perasaan kita. Karena itu meragukan sekali bahwa kita memiliki pengetahuan, kita hanya mempunyai persepsi panca indra dan perasaan. Dalam pemikiran Hume, ada skeptisme radikal, bentuk kerguan ekstrem atas kemungkinan bahwa kepastian dalam pengetahuan merupakan hal yang bisa dicapai.

David Hume dalam bukunya Treatise of Human Nature bagian pendahuluan, mengatakan bahwa tujuan penulisannya adala mempelajari ilmu pengetahuan mengenai manusia dan menjelaskan prinsip-prinsip sifat alamiah manusia. Menurutnya ilmu pengetahuan lainnya didasarkan pada ilmu pengetahuan mengenai manusia. Sehingga memepelajari ilmu tersebut, merupakan proses mempelajari landasan segala pengetahuan manusia.

Menurut David Hume semua pengetahuan dimulai dari pengalaman indra sebagai dasar. Hume menyatakan bahwa sumber pengetahuan adalah pengamatan persepsi pengindraan bukan ide bawaan (ide innate). Hasil dari pengamatan tersebut adalah kesan-kesan (impression) dan pengertian-pengertian atau ide-ide (ideas). Isi ide dan kesan adalah sama perbedaannya dengan cara timbul dalam kesadaran.

Kesan adalah sensasi, hasrat, dan emosi seketika, data dari perbuatan melihat, menyentuh, mendengar, keinginan, mencintai, membenci seketika. Gagasan adalah gambar salinan atau samar dari kesan. Perbedaan kesan dan gagasan adalah kesan memiliki kekuatan dan kenampakan yang lebih besar. Gagasan hanyalah gambar dari kesan kita, yang terdapat di dalam pemikiran, penalaran, dan pengingatan.

Semua pengalaman manusia menurut Hume termasuk golongan penghayatan atau golongan ide-ide. Hume menguraikan dan menjelaskan hubungan antara kesan dan ide dengan menyatakan bahwa keduanya dipandang dari segi simplisitas atau kompleksitasnya, dapat dibagi menjadi dua kategori. Sebuah kesan yang kompleks tersusun atas kesan-kesan yang simpel. Selain itu, setiap ide yang simpel berasal dari kesan tunggal yang berhubungan secara langsung. Di sisi lain, sebuah ide kompleks tidak perlu berasal dari sebuah kesan kompleks. Sebaliknya, ide-ide kompleks dapat dikembangkan dari variasi kesan simpel atau kompleks, atau ide-ide kompleks itu dapat disusun dari ide-ide simpel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun