Mohon tunggu...
Andri Mulyawan
Andri Mulyawan Mohon Tunggu... Staff Administrasi Proyek -

Mahasiswa Ilmu Sosial Bergerak di Ilmu Politik dan Gender. Penyuka Fotography, Nulis Opini, Tiduran dan Makan, Kritis namun Membangun, dan Tukang Julid.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenang Peristiwa 9/11, Keterlibatan Perempuan di Dalam Anggota Terorisme

11 September 2018   11:22 Diperbarui: 11 September 2018   11:25 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Black widow adalah istilah untuk menggambarkan perempuan yang sengaja disterlisisasi sehingga tidak bisa hamil untuk melancarkan aksi pemberontakan terhadap Russia. 

Ini dianggap sebagai propaganda politik yang mirip seperti gambaran Film Avenger II : Age of Ultron tentang pemanfaatan perempuan sebagai aksi teror yang hampir sejalan dengan apa yang terjadi didalam pemberontakan Chenchen terhadap Russia.

Jeritan Psikis Perempuan akibat Suami menjadi Korban Perang

Ini terjadi di Irak, Irak adalah negara dengan tingkat konflik yang sangat tinggi dari mulai konflik Irak-Iran sampai Invasi Amerika ke Irak menjadikan negara ini bersejarahkan perang yang panjang. 

Feminisme Psikoanalisa melalui Sigmun Freud dalam teori Penis Envy menyebutkan bahwa seorang wanita akan selalu membutuhkan sosok maskulin dan tidak bisa berdiri sendiri, bahkan bisa menjadi radikal ketika dia tidak mempunyai sosok masuklin. Ini juga diperjelas oleh tulisan "Female Terorrism and Impacted to the Policy"  pada tahun 1976 dan beberapa volume yang telah diedit pada tahun 2006. 

Penulis tersebut menyebutkan bahwa perempuan muda, dan perempuan-perempuan lain yang terlibat didalam terorisme dianggap telah diabaikan oleh masyarakat, ditinggal mati oleh suaminya, diabaikan oleh suaminya, dan dianggap masyarakat kelas dua.

Penulis tersebut juga menyebutkan bahwa ketika berhubungan dengan terorisme perempuan di Irak, dan dibelahan manapun. Teroris perempuan biasanya berurusan tidak dengan rasional, melainkan motivasi emosional. 

Dengan demikian kekerasanya kemungkinan besar akan berakar bukan dari dedikasi terhadap penyebab khusus yang tampaknya ia dukung, seperti dukungan atas faham fundamentalis radikal. Tetapi dari ketaatan buta terhadap sebab lain yang lebih pribadi.

Didalam Women as Terrorist, Karya H.H.A Cooper mengakui bahwa wanita menjadi terorisme dalam keadaan cacat dimana ia kehilangan arah karena kehilangan suaminya, diabaikan masyarakat, ditarik oleh keadaan yang tidak kondusif, serta pembelaan diri yang didiskriminasikan. Sehingga, ini juga sangat relevan ketika Al-Qaeda memanfaatkan perempuan sebagai teroris, dengan memanfaatkan kondisi psikisnya.

Dan beberapa alasan lain seperti gerakan kesetaraan di Sri Lanka, gerakan pemberontakan di Italia, dan lain-lain. Penyebab ini ketika kita pahami secara detail, rinci, dan dalam. Hal utama yang menyebabkan hal ini terjadi adalah sub-ordinasi antara perempuan dan laki-laki, dan partiarkhi atau superioritas laki-laki terhadap perempuan. 

Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam peran kepemimpinan politik, otoritas moral, hak sosial dan penguasaan properti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun