Mohon tunggu...
Andri Mulyawan
Andri Mulyawan Mohon Tunggu... Staff Administrasi Proyek -

Mahasiswa Ilmu Sosial Bergerak di Ilmu Politik dan Gender. Penyuka Fotography, Nulis Opini, Tiduran dan Makan, Kritis namun Membangun, dan Tukang Julid.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jonathan Christie dan "Sexual Harrasement"

29 Agustus 2018   14:29 Diperbarui: 30 Agustus 2018   14:35 5873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jonatan Christie selepas meraih emas Asian Games 2018 (Gambar: Kompas.com)

Perhelatan Asian Games yang dilakukan di Indonesia pada tahun ini merupakan perhelatan akbar yang dilaksanakan megah oleh Indonesia. Plus, beberapa momen yang mengundah riuh di media sosial.

Salah satu contoh pemenang medali emas cabang olahraga bulu tangkis, Jonathan Christie mencuri perhatian beberapa netizen karena selain berhasil memenangkan pertandingan bulu tangkis dan berhasil meraih medali emas.

Jonathan Christie atau akrab disapa Jojo yang berparas tampan dan atletis tersebut merebut perhatian sebagian kaum hawa dan sebagian kaum adam.

Jojo semakin menjadi perhatian kala dirinya melakukan selebrasi dengan membuka baju atau shirtless dan sontak menjadi perhatian netizen.

Tetapi selerbrasi itu rupanya menimbukan persoalan lain: sexual harrasement--yang diterima oleh Jojo di media sosial, baik di Instagram pribadinya maupun di unggahan-unggahan lain.

Sexual harrasement atau pelecehan seksual menurut BNA Communication, Inc. dalam jurnalnya Preventing Sexual Harrasement menyebutkan bahwa salah satu perilaku seksual yang tidak disukai, dianggap permintaan untuk melakukan hal yang tidak disukai secara verbal maupun fisik.

Pelecehan seksual juga dilakukan--baik secara eksplisit maupun implisit--dengan kondisi tidak menerima atau menolak.

Pelecehan seksual adalah suatu keadaan yang tidak bisa diterima, baik secara lisan, fisik atau isyarat seksual, pernyataan yang bersifat menghina secara tegas, atau keterangan secara seksual bersifat membedakan dibuat oleh seseorang yang menyerang pada pekerja yang terlibat, di mana menyebabkan pekerja tersebut merasa terancam, dipermalukan, dibodohi, dilecehkan, atau melemahkan kondisi keamanan kerja atau menciptakan ancaman atau intimidasi lingkungan kerja.

Lalu di mana letak pelecehan seksual yang diterima oleh Jojo?

Beberapa akun media sosial seperti Instagram mengunggah prestasi dan gambar Jojo, dan di sana beberapa komentar Netizen pun beragam di antaranya: "Jojo jago main di net, apalagi di ranjang", "Liat jojo gak kalah roti sobeknya dengan oppa oppa Korea. Tadi bajunya dilemparin yaaa, ku pengen protes, kenapa baju aja yang dilempar celana juga sekalian dong", dan yang bahkan lebih parah dari hal tersebut seperti mengajak berhubungan seksual, komentar menebak ukuran kemaluan Jojo, dan lain-lainnya.

Kasus ini membuktikan bahwa, setidaknya perilaku mesum tidak hanya disimbolkan kepada laki-laki saja. Tetapi perempuan yang notabene dianggap biasanya sebagai korban pelecehan seksual dan kaum gay yang dianggap minoritas dan terdiskriminasi.

Jojo mengalami beberapa sexual harrasement oleh perempuan dan beberapa laki-laki homoseksual dengan indikator pelecehannya lebih mengerikan kaum homoseksual dibanding wanita yang cenderung lebih tersirat.

Kaum gay biasanya melakukan kekerasan verbal dengan menebak ukuran-ukuran penis Jojo, membayangkan hal-hal jorok dan mesum dengan Jojo. Dibanding perempuan yang lebih soft. Tetapi tetap saja itu adalah tindakan pelecehan seksual.

Kasus ini juga membuktikan bahwa, yang perlu dilakukan untuk mengurangi pelecehan seksual bukan blaming gender lain terutama gender yang superioritas seperti laki-laki. Atau mensimbolkan perempuan sebagai korban pelecehan seksual. Bukan, bukan sama sekali.

Yang perlu dibenahi daripada permasalahan ini adalah otak yang mesum di setiap manusia yang perlu diperbaiki. Otak mesum tidak hanya dipunyai oleh pria saja, melainkan wanita juga bisa memiliki otak yang lebih kotor dibanding pria.

Kesimpulannya adalah, bagaimanapun Jojo telah menorehkan prestasi kegemilangan medali emas di Asian Games perlu diapresiasi.

Selebrasi yang dilakukan Jojo hanyalah ungkapan kebahagiaan Jonathan dan kebanggaannya atas memenangkan pertandingan bulu tangkis.

Kita sebagai netizen yang budiman harus bisa menyikapi hal tersebut dengan bijaksana. Pikiran mesum yang dikeluarkan melalui kata-kata atau komentar di Instagram seharusnya ditahan di dalam diri. Selalu menyemangati Jojo, selamat atas raihan emasnya, kamu memang membanggakan !

Andri Mulyawan
Universitas Wanita Internasional
Fakultas Ilmu Sosial & Komunikasi -- Program Studi Hubungan Internasional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun