Mohon tunggu...
MEX MALAOF
MEX MALAOF Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Terus Bertumbuh dan Berbuah Bagi Banyak Orang

Tuhan Turut Bekerja Dalam Segala Sesuatunya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tetap Setia Menjadi Pendidik Anak-anak Bangsa Ini

27 November 2020   06:19 Diperbarui: 27 November 2020   06:54 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tanggal 25 November yang lalu atau tepatnya pada Hari Guru Nasional 2020 kemarin, Sri dan teman-teman guru yang lain merayakannya bersama di sekolah, tempat dimana mereka mengabdikan diri. Moment special itu, diawali dengan upacara bendera di halaman sekolah, lalu di lanjutkan dengan pemotongan kue, penerimaan kado dari anak-anak didik, serta bernyanyi dan bermain bersama hingga sore hari pukul 17. 00 WIB. Mereka semua larut dalam suka cita dan kegembiraan besar.

Sri tidak sama seperti teman guru yang lain yang memiliki kendaraan sendiri. Oleh karena itu, setelah perayaan itu usai, ia pun berjalan keluar meninggalkan kompleks perguruan swasta yang cukup luas itu, menuju ke depan jalan raya untuk menunggu angkutan kota yang akan membawa dirinya kembali ke rumah. 

Waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 WIB, tetapi angkot yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang. Hari semakin gelap dan Sri pun mulai gelisah. Jangan-jangan tidak ada lagi angkutan kota menuju ke arah perumahan tempat tinggalnya. Kalau itu terjadi maka, ia harus mencari dan menyewa sebuah becak bermotor yang biayanya pasti lebih mahal. 

Waktu terus berputar dan sekarang sudah pukul 20.00 WIB. Wanita berkulit putih itu semakin tidak tenang. Dalam suasana hati yang kacau, tiba-tiba muncul sebuah angkot yang dinanti-nanti. Sri pun melambaikan tangan kanannya sebagai isyarat agar mobil berwarna merah tua itu berhenti karena ia hendak menumpang. Suasana dalam angkot itu sepi. Tidak ada penumpampang yang lain, selain sang sopir bersama seorang teman yang duduk di sampingnya, dan Sri sendiri yang duduk di pojok belakang paling ujung. 

Setelah kegelisan Sri akan sebuah angkot berakhir, kini muncul kegelisahan baru, yakni soal keselamatannya. Kota Medan memang agak rawan soal kasus -kasus kekerasan. Apalagi Sri hanyalah seorang wanita lemah. Kalau itu terjadi maka, ia akan berhadapan dengan orang pria kekar, dan dia pasti tak berdaya.

Di sepanjang perjalanan yang dilalui, perempuan berparas menarik itu, mendengar cerita si sopir bersama temannya. Pria separuh baya itu berkisah bahwa beberapa hari terakhir ini, nasibnya sungguh apes. Penumpang sepi dan tidak ada setoran. Untuk sekedar mengisi bahan bakar dan makan minum saja pun, ia harus merogoh kocek sendiri. Tadi dia berniat untuk berbalik arah dan hendak pulang. Tetapi dia memaksakan diri untuk tetap berjalan.

Mendengar cerita itu, Sri sebenarnya khawatir, jangan-jangan dia diturunkan di tengah jalan, tetapi dia juga merasa sedih dengan keadaan yang dialami si sopir. Dalam hati, ada rasa iba sebagai sesama pencari nafkah di sana. Sri akhirnya merasa legah karena dia tiba juga di mulut gang menuju ke rumahnya. Segera ia menghentikan angkutan itu, lalu turun.

Setelah menjejakkan kaki di tanah, wanita yang telah ditinggalkan ayahnya 17 tahun yang lalu itu, mengeluarkan dompetnya dan mengambil selembar uang sepuluh ribuan sebagai ongkos, lalu menyerahkannya kepada sang sopir. Sri menjadi kaget karena uang pemberiannya di tolak. "Terima kasih bu guru, tidak usah bayar. Saya sangat bangga dan sungguh menaruh hormat kepada ibu. Selamat hari guru ya, tetap setia menjadi pendidik anak-anak bangsa ini", kata sang sopir angkot tersebut lalu beranjak pergi.

Cerita ini merupakan kisah nyata yang dialami oleh seorang ibu guru di Medan pada Hari Guru Nasiolnal 25-11-2020.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun