Mohon tunggu...
Maxi Gepa
Maxi Gepa Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa fakultas Filsafat Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero.

Menulis dan melukis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ayah Saya Sembuh dari Penyakit Gula karena Ini

2 Oktober 2022   09:36 Diperbarui: 2 Oktober 2022   09:47 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arsip Lukisan Priba

Sekitar tahun 2011 ayah saya mulai mengalami kenaikan kadar gula darah atau yang sering dikenal dengan penyakit gula. Penyakit tersebut diduga timbul karena pola hidup yang tidak teratur. Dahulu waktu masih muda ayah saya adalah seorang operator senso di sebuah perusahaan, ia selalu memaksa tenaga untuk menebang pohon dengan jumlah yang jauh lebih banyak dibandingkan operator lainnya. 

Hal demikian selalu dibuatnya dengan tuntutan bahwa manager perusahaan harus menjamin segala kebutuhan makan minumnya. Ayah saya selalu menghabiskan porsi makan yang cukup besar setiap harinya.

Ia bekerja sebagai operator senso muda yang keras kepala dan susah diatur. Latar belakang pendidikan yang kurang memadai membuatnya ingin mengetahui segala sesuatu secara otodidak. Keberanian untuk mencoba segala hal baru selalu dijunjung tinggi --termasuk menjalani pola hidup yang salah dan pola makan yang tidak teratur.

Ibarat pepatah bijak yang mengatakan bahwa "manusia akan menuai apa yang ia tabur" maka ayah saya mulai mengalami cukup banyak persoalan dengan kesehatan di masa tuanya. Salah satu penyakit yang bercokol cukup lama dalam tubuhnya adalah penyakit gula. 

Setelah didiagnosis menderita penyakit gula ayah saya belum menanggapinya secara serius, pola makan yang teratur belum bisa ia jalankan. Sesekali ia membuat komitmen dan tidak jarang ia langgar.

Tahun-tahun berlalu begitu cepat dan tiba suatu waktu di mana kaki ayah saya membengkak dan timbul nanah berwarna kuning di dalamnya. Melihat venomena demikian kami membawanya ke rumah sakit dan perawat di rumah sakit mengeluarkan nanah tersebut dengan membelahnya.

Setelah nanahnya dikeluarkan kami sempat berpikir bahwa masalah telah selesai, nyatanya tidak demikian. Keesokan harinya nanah yang kemarin masih sebatas di jempol kaki kanan kini merambat hingga pungung kaki.

Ayah saya mulai gelisah, perasaan cemas dan takut bercampur baur dalam dirinya, ia takut salah satu kakinya diamputasi oleh dokter. Ibu saya mulai membersihkan luka ayah saya dengan air infus dan revanol setiap harinya.

Pagi dan sore kain kasanya selalu diganti. Ibu saya menyerupai seorang perawat profesional sejak ayah saya  mengalami luka di kakinya. Akhirnya luka tersebut mulai membaik dan sembuh. Kakinya sembuh, tetapi penyakit gula dalam dirinya tetap ada.

Ayah saya memiliki tekad yang kuat untuk sembuh dari penyakitnya tersebut. Segala hal yang memungkinkan penyembuhan diupayakan. Beliau mulai menjalankan diet, mengonsumsi makanan secara teratur dengan beberapa pantangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun