"Siap Bu." Tanpa menunda, segera saya terima proyektor dan melangkah menuju ke kelas.
"Hai semua ...," Sapaanku tidak direspon. Kawan-kawan sibuk dengan tugas masing-masing. Ukh sebel.
Aku menyiapkan forum diskusi yang terdiri dari tiga anggota. Namun anehnya kedua kawan satu kelompok justru tidak membantu. Pada sesi diskusi, kawan-kawan sudah mafhum diriku selalu menguasai forum, pemaparan gamblang dan  dan jelas serta diskusi yang selalu mampu aku atasi. Namun tidak dengan kali ini. Mereka mengerjaiku dengan berusaha mematahkan semua argumen.
Selesai forum aku segera meninggalkan kelas dan tujuan satu-satunya adalah sekretariat HMJ.
"Hurai hahha ...!" Riuh gemuruh dan tepuk tangan kegembiraan terdengar dari kelas begitu aku keluar. Setetes air mengalir di pipi. Ya aku menangis dengan perlakuan mereka hari ini. Bahkan Bu Ratih selaku dosen tidak menengahi diskusi kami.
Bukan diskusi yang alot yang membuatku sakit hati, karena hal ini sudah biasa, namun tidak adakah kesan istimewa di hari spesialku ini.Â
Mengingat ini aku kembali menangis.
Tok tok tok!
Pintu sekret diketuk entah oleh siapa. Aku sedang enggan bertemu dengan siapa pun.
Tok tok tok!
"Vio. Buka pintunya Dek." Aku bergeming. Suara Kak Yasmin bendum sekaligus penasehat  hima yang lembut aku abaikan. Hatiku terlanjur sakit.
"Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun....
Selamat ulang tahun Vio ..."
Suara Kak Yasmin menyanyi membuatku terkesiap. Segera aku bangkit dan membuka pintu.
Ceklek!
"Selamat ulang tahun Vio cengeng ..., selamat ulang tahun Vio cengeng. Selamat ulang tahun ...! Selamat  ulang tahun Vio cengeng...."
Di depan pintu, kawan-kawan anggota hima dan seluruh kelas menyanyi serentak. Mereka tersenyum riang dan senang sekali sepertinya. Telah membuatku menangis.
"Kejutan ...!" Serentak mereka berteriak. Satu persatu para ketua hima jurusan dan prodi menyalamiku dan diakhiri pelukan kawan-kawan hima dan kelas Pg Paud.
"Kalian jahat ...! teriakku sambil tergugu haru menerima kejutan di luar perkiraan ini.