[caption id="attachment_300403" align="aligncenter" width="550" caption="Ini dia buah siwalan itu"][/caption]
Secara alamiah di musim kemarau (keadaan cuaca panas) seperti sekarang ini, umumnya orang lebih banyak mengonsumsi air minum dibanding pada saat musim hujan. Hal ini dikarenakan cairan tubuh banyak keluar dalam bentuk keringat akibat aktivitas keseharian.
Untuk itu tubuh kita secara otomatis membutuhkan cairan dalam jumlah cukup yang ditunjukkan dengan meningkatnya keinginan untuk minum atau upaya mengonsumsi bahan-bahan makanan lain yang banyak mengandung air seperti sayur-mayur dan buah-buahan.
[caption id="attachment_300404" align="aligncenter" width="550" caption="Lebih dekat dengan buah siwalan"]
Ada juga masyarakat yang menyebutnya dengan nama buah “lontar” atau “ental”. Buah siwalan memiliki daging buah berwarna putih bening sedikit kenyal, manis dan berair. Bila agak tua daging buahnya lebih keras dan kenyal rasanya sepah. Sepintas rasanya mirip buah kelapa muda (Jawa=degan) atau buah kolang-kaling karena memang tanaman-tanaman itu termasuk dalam satu famili tumbuhan Monokotil (tumbuhan berbiji tunggal).
[caption id="attachment_300407" align="aligncenter" width="550" caption="Pedagang siwalan dan legen di Gresik"]
Pohon siwalan mirip kelapa atau tanaman palem raja. Tingginya bisa mencapai puluhan meter. Usia produktif bisa mencapai puluhan tahun. Tanaman yang bernama ilmiah Borassus flabellifer ini memiliki daun yang lebar mirip kipas.
Buah siwalan dan air legen menjadi bahan makanan yang “pas” untuk dikonsumsi dalam perjalanan di saat musim panas seperti sekarang ini. Keduanya seolah menjadi bagian yang tak terpisahkan satu sama lain. Buah siwalan diyakini mampu melegakan tenggorokan yang kering akibat kehausan. Sementara itu air legen mengandung cairan isotonis yang sanggup menggantikan keluarnya cairan tubuh berupa keringat akibat perjalanan panjang yang sangat melelahkan itu.
[caption id="attachment_300408" align="aligncenter" width="550" caption="Mengupas buah siwalan"]
Bila Anda kurang beruntung atau salah memilih maka buah siwalan tua yang akan Anda peroleh. Namun Anda tak perlu khawatir. Kandungan karbohidrat yang tinggi dari buah siwalan tua ini ternyata mampu “mengganjal” sementara perut Anda yang sudah mulai keroncongan. Makan beberapa buah siwalan tua setidaknya akan mengatasi rasa lapar selama berkendara.
[caption id="attachment_300410" align="aligncenter" width="550" caption="Air legen yang dikemas dalam botol bekas air mineral 1,5 literan"]
Untuk mendapatkan buah siwalan dan air legen berkualitas baik ternyata tidak mudah. Biasanya sebagian orang mendatangi langsung petani (pemilik) pohon siwalan yang saat itu sedang panen. Dan ini jarang dilakukan karena harus mempunyai kenalan petani pohon siwalan. Berburu siwalan dan legen di pinggir-pinggir jalan harus memiliki trik-trik khusus.
Untuk buah siwalan mungkin jarang pedagang melakukan penipuan namun kecurangan yang sering dijumpai justru pada air legen yang sudah tidak “murni” lagi. Para pedagang itu telah mencampurnya entah dengan apa sehingga rasanyapun sudah berubah dan manisnya tidak alamiah lagi.
Air legen yang diperoleh dari penyadapan (Jawa=nderes) pelepah pohon siwalan berjenis kelamin jantan itu rasanya manis alamiah. Tidak ada rasa getirnya akibat pengaruh pemanis kimia dan tak tahan lama. Bahkan dalam hitungan beberapa jam saja akan mengalami proses fermentasi akibat aktivitas mikroba tertentu. Proses penyimpanan yang tepat akan membuat legen lebih awet. Memang sebaiknya segera dikonsumsi agar tidak kelamaan yang akhirnya menjadi “tuak” yang memabukkan itu.
[caption id="attachment_300411" align="aligncenter" width="550" caption="Saat melancong ke Gresik memang asyik berburu siwalan dan legen. Apalagi musim kemarau seperti sekarang ini."]