Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tak Pernah Bosan Mampir di Masjid Cheng Ho Pandaan

21 Januari 2019   15:52 Diperbarui: 21 Januari 2019   15:53 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak depan Masjid Muhammad Cheng Ho Pandaan (dok.pri)

Ketika berbicara tentang nama Cheng Ho angan kita biasanya tertuju pada sosok asal Tiongkok (China) yang dalam percaturan sejarah sangat kesohor berkat jasanya karena telah melakukan penjelajahan di berbagai belahan dunia termasuk di antaranya menyinggahi beberapa pulau di Indonesia.

Laksamana Cheng Ho atau Zheng He merupakan pejuang Islam yang tangguh, tercatat dalam sejarah telah melakukan ekspedisi kemanusiaan pada kurun waktu antara tahun 1405 hingga 1433. Hingga kini namanya diabadikan menjadi banyak masjid yang tersebar di berbagai penjuru tanah air.

Sekelumit sejarah Cheng Ho 

Dikutip dari laman tirto.id bahwa sekitar tahun 1383, pada usia 12 tahun, Ma He harus menanggung sengsara. Bersama bocah laki-laki lain, ia mesti jadi tawanan dan kelaminnya "dikebiri" oleh serdadu-serdadu Dinasti Ming. Ia dibawa ke Nanjing untuk dijadikan pesuruh putra kaisar bernama Zhu Di.

"Sejak berbakti kepada Zhu Di, Ma He memanfaatkan segala fasilitas untuk membaca dan ikut bertempur" tulis Yuanzhi Kong dalam Muslim Tionghoa Cheng Ho : Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara (2000).

Ma He menunjukkan bakat kepemimpinan dan kesetiaannya kepada Zhu Di, yang semula hanya raja bawahan akhirnya menjadi kaisar. Ma He belakangan diberi nama marga Cheng, dan nama Ma He belakangan berubah menjadi Cheng Ho.

Tak lama setelah jadi kaisar, Zhu Di memerintahkan Cheng Ho untuk memimpin pelayaran ke arah Nusantara. Tak lupa ia diberi pangkat Laksamana dan wewenang layaknya duta Tiongkok. Namanya kelak kita kenal sebagai Laksamana Cheng Ho.

Dalam pelayarannya, menurut Yuanzhi Kong, "tidak sedikit kaum muslim yang diajak oleh Cheng Ho ke samudera barat (Samudera Indonesia). Di antaranya beberapa tokoh muslim yang berjasa seperti Ma Huan, Guo Chongli, Hasan, Sha'ban, dan Pu Heri".

Cheng Ho adalah muslim yang taat dan kebanyakan awak kapal yang terlibat dalam pelayarannya adalah penganut Buddha dan Tao. Menurut Hembing Wijayakusumah, "Cheng Ho sudah pasti mengambil inisiatif untuk menyebarkan agama Islam di negara-negara yang dikunjunginya" termasuk di kawasan Nusantara. Tercatat Cheng Ho melakukan tujuh kali pelayaran besar. 

"Sebelum tiba di Jawa, pada 1405, Laksamana Cheng Ho terlebih dahulu singgah di Samudra Pasai. Ia menemui Sultan Zainal Abidin Bahian Syah untuk membuka hubungan politik dan perdagangan. Pada 1407, Laksamana Cheng Ho mampir di Palembang dan menumpas perampok Hokkian. Lalu ia membentuk masyarakat Tionghoa Islam pertama di Nusantara" tulis Benny Setiono dalam Tionghoa Dalam Pusaran Politik (2008).

Tak hanya di Palembang, tapi juga di Sambas. Juga Semarang, kota di Jawa yang terkenal disinggahi Cheng Ho. Di sini terdapat kuil atau kelenteng bernama Sam Poo Kong. Nama lain Cheng Ho digunakan untuk menghormatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun