Selama bulan Ramadan mereka menunaikan ibadah puasa kemudian berlebaran dan berkumpul bersama keluarga tercinta di kampung halaman masing-masing.Â
Selama 11 bulan dalam setahun itu mereka menabung dari hasil jeri payahnya membuka warung atau berjualan makanan keliling di Jakarta atau kota-kota besar lainnya. Dan uang tabungannya itu digunakan untuk ongkos mudik dan biaya hidup selama Ramadan dan Idul Fitri di kampung halaman masing-masing.
Namun bagi mereka yang tabungannya tidak cukup untuk mudik lebih awal ya memilih tetap tinggal di Jakarta atau kota besar lainnya sambil menekuni kesehariannya, berjualan atau menjajakan makanan keliling di sore hari menjelang waktu berbuka puasa.
Warung di gunungÂ
Bagaimana dengan warung makanan yang biasa melayani pekerja tambang, misalnya di lokasi penambangan belerang di kawasan Kawah Ijen, Bondowoso-Banyuwangi, Jawa Timur. Bukan tidak mungkin selama Ramadhan ini mereka tetap beraktivitas.Â
Mengingat betapa beratnya pekerjaan yang mereka jalani, apakah para pemikul belerang itu tetap menjalankan puasa Ramadhan? Boleh jadi sebagian dari mereka tidak sanggup menjalankan ibadah saum (puasa) yang merupakan Rukun Islam keempat itu. Wallahu a'lam bishawab.
Keberadaan warung pangku
Bagaimana dengan dunia hiburan malam atau warung maksiat apa tetap buka selama Ramadhan? Biasanya saat menjelang Ramadhan rutin dilakukan razia oleh aparat penegak hukum dan ormas (Islam) tertentu.Â
Razia dilakukan untuk membersihkan atau bahkan menutup tempat-tempat hiburan (klab) malam tertentu dari penyalahgunaan narkoba, minuman keras dan penjaja seks komersial.
Beberapa tahun yang lalu, saya pernah mendengar kabar tentang fenomena warung pangku. Dari sisi sudut pandang bisnis modern mungkin warung ini kurang memenuhi syarat karena hanya sebuah warung sederhana dan lokasinya juga tidak berada di tempat yang strategis, misalnya di pinggir atau sudut jalan. Malahan berada di tempat terpencil dan jam bukanya juga pada malam hari.Â
Ada yang menyebutnya warung remang-remang. Yang andok (beli, red) bukan hanya mendapat bonus free WiFi tapi juga dilayani dan dipangku oleh wanita he..he....
Dulu sih jenis warung seperti ini merebak mungkin sekarang sudah mulai berkurang karena proses penyuluhan (pencerahan) yang intens dari ulama, tokoh masyarakat sekitar dan aparat negara.