Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sore yang Cantik di Pelabuhan Kuno Gresik

24 September 2014   03:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:45 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_361125" align="aligncenter" width="500" caption="Sunset cantik di Pelabuhan Gresik"][/caption]

Matahari hampir tenggelam, saya bergegas meninggalkan Leran menuju Pelabuhan Gresik. Jarak Dusun Pasucinan, Leran dengan Pelabuhan Gresik di kawasan Jalan Yos Sudarso kira-kira 7 kilometeran. Saya tak mau ketinggalan momen penting di pelabuhan ini pada sore itu yakni menyaksikan kesibukan bongkar muat barang menjelang matahari terbenam.

Menyaksikan kapal-kapal modern dan tradisional bersandar di pelabuhan saat cuaca sedang bersahabat di sore hari tentu menjadi pemandangan menarik dan merupakan pengalaman berharga yang tak terlupakan. Dulu kota yang kondang dengan industri semennya inimemiliki pelabuhan laut yang sangat tangguh dan berkembang dengan pesat. Konon khabarnya di Jawa Timur, Kota Gresiklah yang memiliki pelabuhan laut paling ramai. Disusul Surabaya dan kota-kota lainnya.

[caption id="attachment_361126" align="aligncenter" width="400" caption="Prasasti tahun berdirinya Pelabuhan Gresik"]

14114794641477737703
14114794641477737703
[/caption]

Para saudagar dari negeri asing bila hendak berniaga harus melalui pelabuhan Gresik terlebih dulu. Kini ketika sejarah telah berubah, pamor pelabuhan terbesar dan teramai di Jawa Timur justru beralih ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Pelabuhan Gresik sudah ada sejak tahun 1389 Masehi. Kala itu Kesyahbandaran Gresik dipegang oleh Nyai Ageng Pinatih, seorang perempuan kaya raya yang tak lain juga menjadi ibu angkat Sunan Giri atau Raden Paku. Karena kehebatan dan kecakapannya sehingga pemerintah Majapahit saat itu mengukuhkan beliau sebagai Syahbandar di Kota Gresik.

Hingga kini nama harum Nyai Ageng Pinatih tetap dikenang masyarakat Gresik. Namanya juga terukir indah di prasasti saat kita memasuki pelabuhan ini. Perjuangan Nyai Ageng Pinatih menjadi spirit jajaran pelabuhan-pelabuhan di Kota Gresik. Pelabuhan Gresik ini pula yang menjadi pintu masuk bagi penyebaran Islam di Pulau Jawa.

[caption id="attachment_361128" align="aligncenter" width="400" caption="Anak-anak asyik melihat kesibukan Pelabuhan Gresik"]

1411479606360612140
1411479606360612140
[/caption]

Setelah menyaksikan prasasti Nyai Ageng Pinatih lengkap dengan jangkarnya yang ada dalam Pelabuhan Gresik, saya mencoba menyusuri pelabuhan ini lebih dalam lagi. Sore itu pelabuhan tampak cukup ramai. Mungkin karena cuaca sedang cerah sehingga pinggiran pelabuhan ini menjadi tempat yang asyik untuk menyaksikan panorama sekitar pelabuhan.

Beberapa orang tua mengajak anaknya melihat-lihat lalu-lintas kapal dan aktivitas bongkar muat barang di pelabuhan. Seorang dari mereka mencoba melarang anaknya yang hendak bermain terlalu mendekati tepi dermaga kapal. Sang orang tua pasti khawatir kalau-kalau anaknya tadi tercebur ke dalam laut. Wah bisa celaka ini. Makanya orang tua tadi berteriak keras agar sang anak jangan terlalu dekat dengan bibir dermaga .

[caption id="attachment_361129" align="aligncenter" width="400" caption="Jangkar besar di belakang prasasti Nyai Ageng Pinatih"]

1411479776507933458
1411479776507933458
[/caption]

Dari tepian dermaga Gresik ini pula Anda bisa melihat Pulau Madura dari kejauhan. Sementara Pulau Bawean tak tampak karena jaraknya yang cukup jauh. Saya sempat bertanya soal tarif kepada salah seorang kru Kapal Express Bahari yang melayani penyeberangan Gresik-Bawean.

Menurutnya ongkos kapal dari Gresik ke Pulau Bawean bervariasi. Kelas ekonomi seharga Rp.105.000,- sementara yang VIP dikenakan Rp.165.000,- untuk seorangnya. Dulu orang menyeberang ke Bawean butuh waktu 6-7 jam tapi sekarang dengan kapal cepat ini Bawean hanya ditempuh dalam 3 jam saja.

[caption id="attachment_361130" align="aligncenter" width="400" caption="Aktivitas bongkar muat barang"]

14114799381918345438
14114799381918345438
[/caption]

Belum puas dengan informasi penyeberangan, penyusuran saya lanjutkan ke arah timur pelabuhan. Saya melihat banyak kapal-kapal layar melakukan aktivitas bongkar muat di sana. Sementara tak jauh dari kapal-kapal layar itu terdapat kapal tongkang yang sedang melakukan aktivitas bongkar kayu gelondongan (log) untuk kemudian diangkut ke dalam logging truck yang selanjutnya dibawa ke pabrik kayu di Gresik.

[caption id="attachment_361133" align="aligncenter" width="400" caption="Menyaksikan matahari terbenam di Pelabuhan Gresik"]

1411480240585179178
1411480240585179178
[/caption]

Di sudut timur pelabuhan ini saya menyaksikan momen yang sejak tadi saya nantikan yaitu tenggelamnya sang fajar. Dari sudut timur ini panorama pelabuhan tampak mempesona.

Kapal-kapal yang bersandar dengan diterangi sinar matahari yang mulai terbenam tentu menjadi pemandangan yang menarik. Momen ini tak boleh dilewatkan begitu saja. Jeprat-jepret kamerapun saya lakukan. Sebagian pekerja bongkar muat juga mulai menghentikan aktivitasnya karena hari menjelang petang.

[caption id="attachment_361134" align="aligncenter" width="400" caption="Kapal-kapal bersandar di Pelabuhan Gresik"]

1411480412258572293
1411480412258572293
[/caption]

Mengajak serta putra-putri kita mengunjungi pelabuhan selain bermaksud menyenangkan hati mereka juga bertujuan mengenalkan dan menanamkan jiwa cinta bahari. Lebih dari itu Pelabuhan Gresik merupakan contoh hasil perjuangan Nyai Ageng Pinatih yang hingga kini semangatnya masih tetap kita kenang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun