Entah ada hubungannya atau tidak dengan sentilan Risma tentang keberhasilannya mewujudkan trotoar di Surabaya yang bersih, lebar, dan bebas dari pedagang kaki lima, siang tadi ketika aku melintas di kawasan Jatipadang, Jakarta Selatan, aku melihat pembangunan trotoar yang keren disepanjang jalan itu.
Sebagian trotoarnya sudah tampak jadi dan bagus sekali dengan desain yang rapih dan asri. Sebagiannya lagi masih dalam tahap pembenahan. Tampaknya Jakarta kini terus berbenah untuk memberikan kenyamanan bagi warganya.
Rindangnya pepohonan di Jakarta Selatan yang asri dan teduh selaras dengan desain pedestrian yang luas, bersih, dan nyaman. Kondisi trotoar yang macam begini ini layak untuk kota sekaliber Jakarta.
Beda Surabaya, ya beda Jakarta. Luas Surabaya itu 374,8 kilometer persegi, sementara luas seluruh Jakarta yaitu 661,5 kilometer persegi, tentu saja penanganannya butuh kesabaran yang tinggi, biaya yang besar, serta rentang waktu yang lama, bukan serta merta seperti membalikkan telapak tangan begitu saja.
Ahok berencana akan membenahi 2.700 kilometer trotoar diseluruh Jakarta. Dibawah kendali tangan dinginnya, trotoar yang akan ia bangun tidak menggunakan APBD, melainkan dari subsisidi pihak swasta, khususnya para pengembang properti.
Semoga pembenahan seluruh trotoar di Jakarta saat ini bukan lantaran efek sebab akibat dari sentilan Risma, akan tetapi murni niat Ahok mewujudkan lingkungan kota yang manusiawi, bersih, sehat dan sedap dipandang mata.
"Believe that life is worth living and your belief will help create the fact." William James