Mohon tunggu...
Mawalu
Mawalu Mohon Tunggu... Swasta -

Mawalu

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Receptionist, Profesi yang Paling Menyebalkan dan Bikin Makan Hati

4 April 2014   04:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:06 2078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/Kompasiana (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan)

[caption id="" align="aligncenter" width="612" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan)"][/caption] Seorang wanita muda berusia sekitar 25 tahun, memakai blazer dan rok biru tua, rambut ala Pramugari dengan make up yang menyolok menyapa aku dengan senyum ramah. "Mau ketemu siapa, Pak?" Mau ketemu Bu Dewi, Mbak, bagian Procurement," aku membalas sapaannya dengan sopan. "Sudah janjian sebelumnya?" gadis itu bertanya dengan ramah. "Belum, Mbak. Tapi Bu Dewi minta aku harus segera menemui dirinya dalam minggu ini untuk membahas BAST ini. Itulah sebabnya hari ini aku mau menemui beliau," kujawab dengan sopan. "Duduk dulu ya Pak," ia memberi tahu aku dengan sopan. Aku lantas duduk di Sofa yang empuk menunggu di ruang tamu kantor yang dingin dan harum itu. Setengah jam berlalu aku menunggu, belum ada pemberitahuan dari resepsionis itu. Satu jam menunggu, masih belum ada pemberitahuan juga. Setelah hampir dua jam menunggu kesabaranku mulai habis. "Mbak, Bu Dewi-nya sudah bisa ketemu aku?" "Oh iya Pak, hari ini kebetulan Bu Dewi sedang meeting di luar. Kemungkinan balik lagi sore pukul 16.00." Glek. Bukannya bilang dari tadi kek supaya aku enggak bengong menunggu berjam-jam lamanya. "Ya sudah Mbak kalau begitu. Tolong sampaikan pesan ke Bu Dewi bahwa kalau masalah BAST ini tak selesai, artinya customer perusahaan Anda akan menunda pembayaran kepada perusahaan Anda sampai BAST ini rampung." Aku mengumpannya. Ia tampak bimbang. "Sebentar ya Pak, saya coba cek lagi ke dalam, mungkin beliau belum jalan," buru-buru ia telpon ke dalam. Tak lama kemudian Bu Dewi muncul menyambutku di ruang tunggu itu. --- Kisah di atas seringkali aku alami, mungkin juga Anda, ketika akan menemui seseorang sehubungan dengan urusan pekerjaan. Dari sekian banyaknya profesi dalam hidup ini, bagiku profesi resepsionis adalah profesi yang paling menyebalkan dan bikin makan hati. Bagaimana enggak makan hati, sering kali mereka ngeles dengan alasan yang dibuat-buat bahwa orang yang akan ditemui selalu tak berada di tempat, sedang meeting di luar, sedang cuti, sedang sakit, dan berbagai alasan lainnya. Aku mengerti kok privasi orang lain yang mungkin saat itu lagi sibuk dan tak mau diganggu, lantas bagaimana dengan urusan yang sifatnya urgent dan dikejar deadline? Apalagi yang ada hubungannya dengan pembayaran. Itulah sebabnya, sepintar-pintarnya mereka berbohong, Anda harus lebih pintar mencari cara yang jitu supaya bisa cepat ketemu dengan seseorang yang ingin ditemui. Aku pernah dibiarkan terlantar menunggu hampir tiga jam lamanya di sebuah gedung perkantoran di kawasan Sudirman. Saking kesalnya menunggu, akhirnya langsung kutelepon orang yang ingin kutemui. Ternyata cepat sekali, tak sampai lima menit orang yang ingin kutemui sudah muncul di hadapanku. Saran buat Anda sebagai resepsionis, siapa pun tamu anda, sudah barang tentu ada urusan penting yang harus segera diselesaikan. Untuk apa buang-buang waktu, tenaga, dan biaya bilamana tak ada urusan yang penting. Alangkah baiknya kalau Anda sampaikan bahwa orang yang ingin ditemui sedang sibuk dan tak mau ketemu. Atau kalau mengenai masalah pembayaran, bilang saja perusahaan Anda belum bisa melakukan pembayaran, dan orang yang ingin ditemui enggan bertemu. Kan begitu lebih enak? Jujur itu perlu, walaupun jobdesc Anda secara tak langsung mengharuskan Anda mau tak mau harus selalu berbohong. Semoga menjadi perhatian.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun