Mohon tunggu...
Mawalu
Mawalu Mohon Tunggu... Swasta -

Mawalu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Go Teng Shin, Kompasianer Setengah Ronin

22 Mei 2014   00:02 Diperbarui: 14 April 2016   13:33 1876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya GTS orang Kristiani (Katolik) dan tak ingin dipimpin orang Kristen karena bangsa ini mayoritas muslim, dan sila pertama Pancasila adalah KeTuhanan berarti Indonesia masih sangat jauh dari separation of church and state. Sebagus apapun orang Kristen, silaken jadi orang nomor dua atau ke sekian, ngga usah jadi Presiden atau kepala daerah, karena akan menimbulkan masalah yang ngga perlu. Setiap agamanya diungkit, maka akan jadi tanggungan masyarakat seagamanya. Entahlah Esther Widjajanti agamanya apa, kalau Kristen ya keblinger. Ngga usahlah yang non Kristen berkhayal berandai2. Besok kalau ada chaos dan gereja kami dibakar, jenengan paling jugz sembunyi. Ngomong memang ngga ada ongkosnya, yang nanggung orang lain. Ngga usah nyalahin juga orang Indonesia berpikiran sempit, wong Amerika juga belum mampu lepas dari kerangka agama...! GTS69

***

Komentar diatas aku baca di postingannya Esther Widjayanti yang sempat di Highlight admin tentang Perlukah Punya Pemimpin Kristen dari akun tuyul siluman abal-abal Go Teng Shin yang memakai nama akun Cina dan foto profl the Smiling Hokkian itu.

Go Teng Shin, aku belum pernah bertemu Anda secara face to face, namun aku membayangkan wajah Anda tampan seperti Jet Li, bijaksana seperti Jackie Chan, dan cerdas seperti Lee Kuan Yew. Namun satu hal yang pasti, Jiwa Anda sakit, dan Anda tak sadar bahwa Anda sakit. Anda memang sehat, namun yang sakit adalah jiwa Anda.

Jiwa yang sakit plus penyakit sakit hati stadium akut yang membuat Anda sebegitu bernafsunya ingin membasmi dan menumpas kedua momok itu, Jokowi dan Ahok, di Kompasiana ini.

Sebagai sesama akun tuyul siluman abal-abal di kompasiana ini, Anda ini pasti seorang tua bangka yang merupakan salah satu korban Waduk Pluit yang selama ini leluasa jual beli lahan pemerintah di Waduk Pluit. Lho kok Mawalu bisa tahu? Karena akun ente sudah jelas, GTS 69 kalau bukan ente lahir tahun 1969, Anda ini pasti umurnya 69 tahun. Lalu status profil ente tinggal di Jakarta Barat. Waduk Pluit itu lokasinya di Jakarta Barat. Masih mau ngeles lagi? Sama Mawalu jangan coba-coba.

Masih ingat kan apa kata Ahok? "Warga yang minta ganti rugi itu komunis. Kalau sudah miskin tahu dirilah. Kalau hidup Anda hanya mau jual beli lahan milik pemerintah, maka Anda bajingan. Pelanggaran itu jelas bagi saya."

Go Teng Shin, selain bacot, di Jakarta ini juga dikenal dengan istilah congor. Jual beli lahan pemerintah itu adalah perbuatan laknat. Banyak yang mengerti tapi cangkemme pura-pura tak mau mengerti. Pantas saja Ahok berang, karena cukup banyak spesies serakah binti kemaruk macam Go Teng Shin ini yang berkeliaran dan gentayangan secara siluman di Jakarta ini.

Orang bilang mulutnya Ahok seperti septik tank, tak punya sopan santun, tak punya tata krama, nunjuk orang Pakai HP, manggil orang dengan sebutan lu, bilang orang bajingan dan komunis, Gubernur kok congkak, ancam sikat dan mau matiin orang segala.

Namun apapun kata orang, Ahok ya tetap Ahok. Kalau jelek, ia bilang jelek. Kalau bagus, ia bilang bagus, supaya spesies-spesies macam Go Teng Shin yang urat malunya sudah putus itu bisa nyambung kembali urat malunya karena sudah tua bangka tapi punya kelakuan seperti anak kecil, akibat gelombang otak Frekwensi Gamma yang sudah tak sinkron lagi dengan frekwensi otak normal alias Beta.

Saran aku buat Go Teng Shin, daripada ente capek-capek jadi akun tuyul siluman abal-abal disini, sebaiknya panjenengan datangi saja kantor Ahok itu, lalu banting meja didepannya. Bukankah begitu lebih baik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun