Mohon tunggu...
Mawalu
Mawalu Mohon Tunggu... Swasta -

Mawalu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sukses Bukan Cakap dalam Kerja, Tapi Mampu Kuasai Orang Lain

8 Juli 2016   23:12 Diperbarui: 9 Juli 2016   19:03 1145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. Fulltextmarketing.com

Orang bilang pengalaman hidup adalah guru yang bijaksana, ini ada benarnya. Dengan berbagai pengalaman yang dialami dalam kehidupan ini, suka maupun duka, pahit maupun manis, adalah proses panjang yang menuntun seseorang menuju kesempurnaan hidupnya.

Begitu pula dalam dunia pekerjaan. Seseorang yang sukses menempati jabatan tertinggi yang diraih melalui proses yang panjang merangkak dari bawah adalah buah dari berbagai warna proses pengalaman hidup yang membentuk kesempurnaan hidup seseorang.

GM Operasional di perusahaan tempat aku bekerja dulunya adalah seorang Office Boy. Ia merangkak karirnya dari bawah, kerja sambil kuliah. Gajinya yang tak seberapa ia sisihkan untuk bayar kuliah demi masa depannya.

Kerja sambil kuliah tentunya bukan hal yang mudah, apalagi untuk ukuran seorang Office Boy yang gajinya tak seberapa itu. Namun ia mampu menyelesaikan kuliahnya dan meraih gelar Sarjana.

Setelah memegang gelar Sarjana, ia menghadap HRGA minta diberi kesempatan menjadi staff bagian apa saja di perusahaan itu. Karena dedikasinya kepada perusahaan dimana ia sudah cukup lama bekerja sebagai Office Boy perusahaan dengan riwayat pekerjaan yang baik, maka melalui keputusan Top Manajemen perusahaan, ia akhirnya diangkat menjadi staff Admin HRGA Departemen.

Setelah menjadi staff perusahaan, keinginannya untuk belajar tak berhenti. Ia mengambil S2 sambil kursus Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang karena perusahaan tempatnya bekerja adalah perusahaan Jepang.

Keuletan dan semangat kerjanya yang tinggi membuat karirnya semakin membaik. Beberapa kali ia di-rolling ke Departemen lain dan berpindah-pindah posisi, diperbantukan menjadi Staff Admin F&A, lalu dirotasi menjadi staff Procurement, lalu dirotasi ke bagian Marketing, berpindah lagi ke bagian Operasional, sehingga semua alur pekerjaan dalam perusahaan ia menguasainya.

Dari staff ia diangkat menjadi Operation Supervisor. Karena prestasinya serta kemampuannya berbahasa Inggris dan bahasa Jepang yang fasih serta riwayat pendidikan S2 nya, ia diangkat menjadi Assistant Manajer. Sejak saat itu karirnya terus membaik, naik menjadi GM Operasional karena GM sebelumnya resign pindah ke perusahaan lain. Semua karir itu ia raih dalam kurun waktu 15 tahun bekerja di perusahaan itu.

Riwayat karirnya itu menjadi bahan training Spirit & Motivation serta Philosphy of Work di perusahaan itu, baik untuk karyawan baru yang baru bergabung, maupun refreshing training untuk karyawan lama yang dilakukan setiap enam bulan sekali.

Banyak hal yang aku pejari dari beliau yang usianya 45 tahun saat ini, yaitu kecakapannya mempengruhi orang, bagaimana ia mengatur cara berbicara, bagaimana ia menempatkan dirinya dengan orang lain dalam perusahaan itu secara kekeluargaan.

Ia juga cakap menempatkan dirinya sejajar dengan orang lain. Semua itu ia lakukan dengan satu tujuan besar, apa yang ia minta lakukan akan dipatuhi dan dilakukan dengan senang hati, baik oleh bawahannya maupun Departemen lain yang terkait. Ia mampu membuat karyawan rela pulang malam untuk menyelesaikan target pekerjaan yang dimintanya.

Satu keunikan yang tak dimiliki oleh Manajer lain di perusahaan itu, Ia punya kebiasaan yang unik, yaitu mentraktir makan siang bersama satu orang karyawan secara bergantian setiap hari ketika ia lagi berada di kantor pada jam makan siang. Setiap tiga bulan sekali ia mentraktir satu departemen makan di Restaurant Jepang yang ia bayar pakai uang pribadinya.

Kebiasaan unik ini yang membuat ia sangat dekat dengan seluruh karyawan sehingga target kerjanya yang tinggi yang ditarget oleh kantor pusat Headquarter di Jepang selalu terpenuhi setiap bulannya.

Ia memiliki kepribadian yang ramah dan menyenangkan. Tutur katanya baik, sopan, dan selalu menghargai setiap orang di perusahaan itu, apapun posisi dan jabatannya. Kalau menelpon orang, selalu dimulai dengan, "Maaf, bisa bicara?", dan yang membuat bawahannya jadi bangga, ia senantiasa memuji hasil pekerjaan yang dilakukan bawahannya, sekalipun hasil kerja itu biasa-biasa saja.

Dengan melihat kesuksesannya dan mengamati karakternya, aku mengambil kesimpulan bahwa kesuksesan seseorang bukan karena cakap dalam melakukan pekerjaannya, akan tetapi cakap dalam hal mempengaruhi orang lain.

Uang, jabatan, dan kekuasaan memang berharga, akan tetapi suka cita dan kebaikan hati selalu menuntun seseorang menjadi sukses dalam hidupnya. Hal baik yang tertanam dalam hati seseorang akan memberikan dampak yang baik bagi dirinya dan orang lain, karena dari situlah kesuksesan itu berawal.

Life is precious and we should know there is a value in everything that we have in life.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun