Mohon tunggu...
Mauliah Mulkin
Mauliah Mulkin Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

"Buku adalah sahabat, guru, dan mentor". Ibu rumah tangga dengan empat anak, mengelola toko buku, konsultan, penulis, dan praktisi parenting. Saat ini bermukim di Makassar. Email: uli.mulkin@gmail.com Facebook: https://www.facebook.com/mauliah.mulkin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengenali 12 Pembuntu Komunikasi Orangtua-Anak

14 Oktober 2014   00:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:10 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://1.bp.blogspot.com/-IhoS18gP43U/UhLK4oEGClI/AAAAAAAAAJE/OeOQtWGuUtw/s1600/5+Pilar+Komunikasi+Efektif+antara+Orangtua+dan+Anak.jpg

[caption id="" align="aligncenter" width="494" caption="http://1.bp.blogspot.com/-IhoS18gP43U/UhLK4oEGClI/AAAAAAAAAJE/OeOQtWGuUtw/s1600/5+Pilar+Komunikasi+Efektif+antara+Orangtua+dan+Anak.jpg"] [/caption]

Beberapa waktu terakhir ini saya banyak membaca buku-buku karya Dr. Thomas Gordon untuk dijadikan bahan referensi penulisan buku saya. Ia seorang penulis sekaligus terapis untuk masalah anak dan keluarga. Saya banyak belajar dari buku-buku beliau sejak akhir tahun 90-an. Dulu bahkan ada talkshow khususnya yang diadakan oleh satu stasiun televise swasta saat itu.

Sampai saat ini saya belum menemukan seorang penulis, konselor, dan terapis semumpuni beliau dalam menghasilkan banyak solusi-solusi dari persoalan antar generasi, antara orangtua dengan anaknya, antara guru dengan muridnya, atau antara  anak dengan temannya. Mulai usia bayi sampai usia remaja, semuanya mampu ia tangani dengan baik dengan hasil yang menggembirakan.

Buku-bukunya telah jadi rujukan oleh banyak penulis setelahnya. Saya sendiri telah menjadikannya kitab pedoman dalam pengasuhan anak-anak saya sejak anak pertama saya berusia tiga tahun hingga sekarang di usianya yang kedua puluh tahun. Seandainya saya tidak membaca buku-buku yang lain pun, rasanya sudah cukup dengan hanya membaca kumpulan bukunya saja. Tapi kenyataannya saya tetap tidak mampu menahan diri untuk tidak membaca buku-buku yang lain. Setidaknya buku-buku tersebut akan menjadi perbandingan dari segi keefektifan metode.

Berikut ini saya menyarikan dari salah satu bukunya yang berjudul: MOE Menjadi Orangtua Efektif dalam Praktek.

12 pembuntu komunikasi orangtua anak

1.Memerintah, mengarahkan, menuntut

Contoh: “Apa pun yang terjadi kamu tetap harus melanjutkan sekolah.”

2.Mengingatkan, mengancam

Contoh: “Kalau kamu tetap mau bermain bola, tidak pernah mau belajar, mainlah. Tapi jangan pernah minta uang pada ibu.”

3.Sok moralis, berkhotbah

Contoh: “Membaca sangat penting untuk  perbaikan masa depanmu.”

4.Memberi nasihat, menawarkan pemecahan

Contoh: “Mengapa kamu tidak keluar saja bermain dengan teman-temanmu?”

5.Berceramah, Menggurui, berlogika

Contoh: “Dengan menjadi sarjana kamu bisa dengan mudah mendapatkan pekerjaan.”

6.Menghakimi, mengkritik, menyalahkan

Contoh: “Cara berpikirmu menunjukkan  kamu belum dewasa.”

7.Memuji, mengangkat

Contoh: “Bukankah dulu kamu adalah murid yang selalu juara?”

8.Mengejek, mencemoohkan

Contoh: “Caramu berbicara seperti anak yang tidak pernah bersekolah.”

9.Menafsirkan, menganalisis

Contoh: “Kamu tidak mau ke sekolah karena takut dipalak kakak kelasmu?”

10.Membesarkan hati, bersimpati

Contoh: “Ibu mengerti perasaanmu, tapi masuk ke perguruan tinggi negeri kan lebih baik?”

11.Mendesak, mengusut, menyelidik

Contoh: “Apa yang bisa kamu kerjakan dengan hanya memiliki ijazah SMU?”

12.Menghindar, mengalihkan perhatian, meremehkan

Contoh: “Sudahlah, nanti saja kita bicarakan soal sekolahmu. Sekarang waktunya makan.”

Walaupun saya sudah beberapa kali baca  bagian yang ini, saya masih kadang melakukan kesalahan. Beruntung tak kenal kata menyerah. Terus mencoba dan mencoba lagi. Karena hidup, berarti harus terus belajar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun