Mohon tunggu...
MAULANA HABIBI
MAULANA HABIBI Mohon Tunggu... MAHASISWA

Maulana Habibi Pelaihari, Kalimantan Selatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Analisis Curah Hujan di Kabupaten Wonogiri

7 April 2023   22:27 Diperbarui: 7 April 2023   22:27 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

           Air sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di dunia ini. Dengan kata lain, air sangat berharga. Air dapat digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya kebutuhan sehari-hari, transportasi air, pembangkit listrik untuk keperluan irigasi. Dengan kata lain, air dapat membawa kesejahteraan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.

          Berbagai teknik telah digunakan untuk mengoptimalkan dan memanfaatkan air yang sampai ke permukaan tanah (Ulama, 1989). Bendungan dibangun untuk menyerap kelebihan air saat musim hujan dan dapat digunakan saat ketersediaan air terbatas. Selain itu, bendungan dan jaringan irigasi dibangun untuk mendistribusikan air secara efisien ke pengguna.

          Berdasarkandinamika siklus hidrologi salah satu sumber airutama adalah hujan. Secara alami hujan terjadi dariproses kondensasi uap air di udara yangselanjutnya membentuk suatu awan. Bila kondisifisis baik di dalam maupun diluar awan mendukung,maka proses hujan akan berlangsung. Oleh karenaitu sifat dan kondisi suatu hujan atau musim hujansangat tergantung sekali pada kon-disi cuaca/iklimyang terladi.Ketersediaan air secara  alami dalam skalaglobal adalah tetap, hanya terjadi, variasi baikterhadap ruang maupun waktu pada skala regional.

1. Tanah Longsor

Menurut informasi dari Kasi Penmas Humas Polres Wonogiri, Aiptu Iwan Sumarsono yang menyatakan sembilan rumah yang tertimbun tanah longsor tersebar di dua kecamatan di Kabupaten Wonogiri. "Sebanyak enam rumah di Kecamatan Kismantoro dan tiga sisanya di Kecamatan Purwantoro. Tanah longsor menimpa rumah warga setelah hujan deras melanda dua kecamatan kemarin," ujar Iwan. Selain menghantam rumah warga, tanah longsor juga menutup beberapa ruas jalan di Wonogiri. Dua kecamatan yakni Purwantoro dan Jatiroto dilaporkan akses jalannya tertutup setelah tertutup tanah longsor.

2. Hujan Disertai Angin Kencang Terjang Wonogiri, 32 Rumah dan Satu Sekolah Rusak

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Bambang Hariyanto menyatakan, kerusakan rumah warga akibat bencana itu terjadi di dua titik. "Titik pertama di Desa Jendi, Kecamatan Girimarto dan Desa Jaten, Kecamatan Selogiri," kata Bambang. Sementara di Desa Jaten, Kecamatan Selogiri, satu bangunan SD dan 31 rumah rusak akibat bencana tersebut. Kerusakan yang terjadi di sekolah berupa bangunan gapura runtuh, atap bangunan perpustakaan rusak, dan atap dua ruang kelas rusak.  Sedangkan bangunan rumah warga yang rusak di Desa Jaten akibat bencana angin kencang tersebar enam dusun.  Enam dusun itu yakni Karang Tengah, Karang Talun, Karanganyar, Brangkulon, Gempeng, dan Pulausari.

3. Hujan Es Landa Selogiri

Hujan es terjadi di Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, sore tadi. Sejumlah pohon juga tumbang akibat hujan lebat disertai angin. "Benar (ada hujan es), tadi sekitar pukul 16.00 WIB," kata Kepala Desa Singodutan, Karsanto kepada wartawan. Ia mengatakan ukuran es tidak terlalu besar. Diperkirakan ukuran es sebesar biji jagung. Setelah hujan es, intensitas hujan lebat dan disertai angin kencang. Hujan lebat disertai angin kencang menyebabkan pohon tumbang di beberapa lokasi. Berdasarkan laporan yang diterimanya, kejadian pohon tumbang terjadi di Dusun Krisak Kulon, Matah, Sanggrahan, Ngaliyan, dan Karangtengah.

4. Januari-Februari Puncak Musim Hujan, Warga Wonogiri Diminta Waspada Puting Beliung

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jawa Tengah memprakirakan bulan ini hingga Februari merupakan puncak musim penghujan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri mengimbau masyarakat waspada terhadap ancaman bencana hidrometerologi. Hari tanpa hujan (HTH) di Kota Sukses relatif rendah, yakni satu hingga lima hari. Karena itu, beberapa hari terakhir, hujan tidak merata. Cenderung normal dalam beberapa waktu ke depan. "Yang patut diwaspadai adalah bencana hidrometeorologi," ujar Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPBD Wonogiri Teguh Setiyono. BPBD Wonogiri juga telah menerbitkan imbauan terkait potensi cuaca ekstrem yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Utamanya saat curah hujan tinggi disertai angin kencang. "Kan ada titik-titik rawan longsor dan banjir. Di daerah itu tetap harus waspada," terangnya. Selain itu, pohon tumbang maupun rumpun bambu yang longsor ke jalan sering terjadi di sekitar Gunung Pegat, Kecamatan Nguntoronadi. "Karena itu perlu hati-hati dan mengutamakan keselamatan saat berkendara," imbau Teguh

5. Waduk Gajah Mungkur Siaga Merah, Sinyal Waspada Luapan Bengawan Solo

Curah hujan tinggi membuat ketinggian air di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri terus meningkat. Hingga Kamis (2/3/2023), elevasi air di waduk tersebut dalam kondisi siaga merah. "Ya benar. Per jam 13.00 WIB tadi elevasi Wonogiri (WGM) sudah masuk ke siaga merah," kata Humas Jasa Tirta I Didit Priambodo kepada wartawan. Diketahui, aliran Bengawan Solo di wilayah Wonogiri meluap hingga ke permukiman warga. Puluhan kepala keluarga (KK) di kawasan Kecamatan Wonogiri Kota terpaksa harus mengungsi. total air yang dikeluarkan dan masuk ke aliran Bengawan Solo dari waduk itu mencapai 298 meter kubik per detik. Sri mengatakan, air mulai naik sekitar pukul 00.00 WIB Rabu (1/3) malam. Sementara itu pada Kamis (2/3) tinggi genangan air yang masuk ke permukiman warga rata-rata sekitar 50 sentimeter.

6. Hujan Abu Soloraya

Seorang warga Wonogiri Kota, Ngadino Muhammad Amin, mengatakan hingga saat ini masih banyak warga yang belum mendapatkan masker. Padahal, abu vulkanik tersebut sangat membahayakan kesehatan lantaran mengandung bahan kimia. "Pemkab kurang tanggap terkait penanganan abu vulkanik dampak erupsi Gunung Kelud. Abu vulkanik itu membahayakan kesehatan, semestinya pembersihan ruas jalan dilakukan pada Jumat (14/2/2014) lalu," ujarnya. Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri,  Muhammad Ainnur Ridho, menjelaskan seluruh wilayah Wonogiri diguyur hujan abu vulkanik sebagai dampak erupsi Gunung Kelud. Pemkab Wonogiri merespons cepat penanganan abu vulkanik dengan mengerahkan mobil pemadam kebakaran (damkar) di ruas jalan protokol. Para warga dihimbau agar tetap memakai masker saat berada di luar rumah.

7. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun