Mohon tunggu...
Maulana Arbiansyah
Maulana Arbiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi S1 UIN Sunan Ampel Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kota masa depan: Ekosistem hidup yang tumbuh bersama warganya

22 September 2025   21:43 Diperbarui: 22 September 2025   21:43 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecerdasan kota memang membawa efisiensi luar biasa, tetapi juga menimbulkan tantangan baru, terutama terkait privasi. Sensor di jalan, kamera pintar, dan sistem big data memantau hampir setiap aktivitas warga. Untuk itu, kota masa depan membangun mekanisme transparansi yang ketat. Data warga tidak boleh disalahgunakan, dan setiap sistem pengawasan harus diimbangi dengan perlindungan hak individu.

Keamanan juga bertransformasi. Polisi tidak hanya berpatroli, tetapi didukung robot keamanan dan drone pengawas yang fokus pada pencegahan. Kejahatan bisa ditekan dengan prediksi berbasis data, namun tetap dengan batasan etis yang melindungi kebebasan warga. Kota masa depan adalah kota yang aman, tetapi juga adil.

7. Ekonomi Kreatif dan Identitas Lokal

Kota masa depan tidak berarti homogen, melainkan tetap memelihara identitas lokalnya. Seni, musik, kuliner, dan tradisi menjadi bagian dari ekonomi kreatif yang justru diperkuat oleh teknologi. Pasar tradisional bisa berubah menjadi ruang hibrida di mana pedagang menjual produk lokal sekaligus memasarkan barang mereka secara global melalui platform digital.

Seniman tidak lagi terbatas pada panggung fisik. Mereka bisa menciptakan karya digital interaktif yang bisa dinikmati jutaan orang sekaligus di dunia maya. Identitas budaya tidak hilang, melainkan bertransformasi menjadi lebih luas, menjangkau dunia tanpa batas geografis.

8. Spirit Keadilan dan Inklusivitas

Akhirnya, yang membuat kota masa depan benar-benar layak disebut sebagai peradaban baru adalah keberhasilannya menciptakan keadilan sosial. Tidak ada lagi jurang kaya dan miskin yang menganga. Universal Basic Income menjamin kebutuhan dasar, sementara biaya hidup rendah karena energi murah, transportasi efisien, dan pangan terjangkau.

Penyandang disabilitas mendapatkan akses penuh melalui desain universal di setiap fasilitas kota. Lansia tidak terpinggirkan, melainkan tetap berperan aktif dengan bantuan teknologi kesehatan dan komunitas digital. Kota masa depan adalah kota untuk semua, bukan hanya untuk mereka yang mampu membeli kenyamanan.

Kota masa depan bukanlah mimpi yang terlalu jauh, melainkan visi yang sedang dibangun sedikit demi sedikit sejak hari ini. Energi terbarukan, transportasi bebas emisi, infrastruktur pintar, pangan mandiri, ekonomi digital, tata kelola demokratis, serta budaya inklusif adalah potongan-potongan mozaik yang jika disatukan akan membentuk wajah kota yang lebih baik.

Dalam kota seperti ini, manusia hidup bukan sekadar bertahan, tetapi berkembang dalam harmoni dengan teknologi dan alam. Kota masa depan mengajarkan bahwa kemajuan bukan hanya soal kecanggihan, tetapi juga tentang keberlanjutan, keadilan, dan kebahagiaan warganya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun