Mohon tunggu...
Maulana Nurul Izza
Maulana Nurul Izza Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa

Sejatining Rasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memaknai Malam Tirakatan dalam Menyambut Kemerdekaan Indonesia

20 Agustus 2023   19:41 Diperbarui: 20 Agustus 2023   21:03 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam histori bangsa Indonesia penuh dengan cerita perjuangan, penjajahan yang dialami sangat begitu membekas. Sampai pada tahun 1945 semangat juang untuk Kemerdekaan membara, tepat tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia Merdeka. Untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur demi memperjuangkan Negara Indonesia, seluluh warga negara memunajatkan doa sehari sebelum tanggal 17 Agustus digelar malam tirakatan atau malam menjelang hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Masyarakat RT 08/RW 02 Kelurahan Wates mengadakan malam tirakatan di halaman mushola Al Falah. Acara di awali dengan pembukaan setelah itu pembacaan istighosah, tahlilan serta doa yang dipimpin oleh pemangku agama setempat dan diikuti oleh seluruh warga Rt 08, dilanjut menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mars NU Ya Lal Wathon, acara puncak yaitu pemotongan nasi tumpeng, setelah itu ada beberapa lomba untuk anak-anak.

Tirakatan dimaknai sebagai perlambang sakral bagi masyarakat Jawa. Dalam konteks Jawa tirakatan berarti melakukan laku spiritual untuk mecapai sesuatu yang diinginkan. Sebelum Indonesia merdeka para pahlawan dan tokoh agama menjalankan laku tirakat atau dalam dunia pesantren disebut Riyadhoh. Jaman dahulu penuh dengan laku prihatin demi kemerdekaan Indonesia, bahkan ada beberapa cerita tentang kesaktian setelah melakukan laku Tirakat salah satunya kisah karomah Kyai R. As’ad Samsul Arifin kyai dari Situbondo, Jawa Timur yang dapat mengubah pasir menjadi dentuman Bom untuk mengusir penjajah.

Di zaman yang sudah berkembang, tirakatan dimaknai sebagai penerapan nilai gotong royong dan nilai kerukunan. Semua menyongsong peringatan hari Kemerdekaan dengan penuh kebahagiaan. Pada puncak acara tirakatan ada pemotongan tumpeng dengan makna tersendiri, tumpeng kepanjangan dari ‘Tumapaking Panguripan - Tumindak Lempeng Menuju Pangeran’ yang diartikan sejatinya kehidupan melakukan sesuai titahnya menuju tuhan, ada juga tumpeng singkatan dari ‘Yen Metu Kudhu Mempeng’ bila diterjemahkan ke Bahasa Indonesia yaitu jika keluar harus sungguh-sungguh.

Penataan tumpeng dan lauk pauk nya melambangkan gunung dan tanah yang subur. Nasi tumpeng yang kerucut disimbolkan dengan gunung yang dimaknai harapan agar kehidupan kita meningkat. Sementara tanah disekeliling gunung disimbolkan dengan lauk pauk yang beragam menjadikan kesejahteraan yang hakiki. Hal itu semua perlambangan dari nilai gotong royong dan kerukunan.

Malam tirakatan memiliki beribu makna untuk mengenang jasa Para Pahlawan. Dengan diadakannya malam tirakatan mewujudkan rasa syukur kita telah diberikan kemerdekaan serta kemenangan, selanjutnya mari kita rawat bangsa ini dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari hari sebagai wujud cinta tanah air.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun