Dalam empat tahun ini, pemerintahan Presiden Joko Widodo memastikan bahwa kualitas perekonomian Indonesia semakin baik. Hal itu bisa dinilai dari beberapa segi indikator ekonomi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memperkirakan angka inflasi nasional akhir tahun bisa dipertahankan di bawah 3,5%. Bahkan menurutnya berada di kisaran 3,2 persen.
Kondisi tersebut bisa dikatakan mencerminkan kualitas ekonomi Indonesia yang mulai membaik. Ditandai dengan rendahnya angka inflasi karena pertumbuhan ekonomi dan stabilitas terjaga, meliputi data sosial ekonomi, tingkat pengangguran, gini ratio dan pendekatan terhadap distribusi indeks pembangunan manusia yang secara konsisten membaik.
Selama 4 tahun kepemimpinan Presiden Jokowi, pemerintah memiliki pendekatan yang berbeda untuk perbaikan ekonomi. Seperti perbaikan di sektor infrastruktur, sumber daya manusia, infrastruktur hingga masalah pertanahan.
Hal tersebut bisa mendorong transformasi ekonomi yang baik. Selain itu, pemerintah juga akan melakukan pelatihan vokasi besar-besaran untuk memperbaiki SDM. Jika sudah dijalankan, maka dalam beberapa tahun kemudian Indonesia bisa keluar dari jebakan pendapatan menengah.
Kita tahu, faktor global juga berpengaruh terhadap situasi perekonomian nasional, seperti mulai redanya ketegangan perang dagang antara AS dan China, yang berdampak pada penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS.
Dibandingkan dengan negara lain, baik di ASEAN atau lainnya rupiah penguatannya tercepat. Ini menjadi bukti fundamen perekonomian Indonesia cukup berkualitas.
Dengan begitu, tak ada alasan lagi jikalau ada beberapa pihak yang menebar ketakutan terkait dengan kondisi perekonomian Indonesia. Kita harus berani tepis dan bantah, karena sesungguhnya kita sedang mengarah pada 'track' yang benar.
Kita harus optimis.