Tiga pesawat F-16 C/D 52ID yang diterbangkan dari Amerika Serikat lalu ke Anderson AFB Guam dan akhirnya mendarat di Indonesia, terutama di Lanud Iswahjudi, Madiun. Penambahan tiga pesawat pemukul tersebut semakin menambah kekuatan pesawat tempur yang akan memperkuat armada udara di Indonesia.
F-16 ini terbang pada ketinggian 26 ribu kaki yang didampingi pesawat tanker, ketika akan mendarat di Indonesia dari Amerika Serikat. Selama dua jam berada di udara, F-16 ini mengisi bahan bakar dalam awan untuk kebutuhan penerbangannya. Inilah kemampuan F-16 dan kemampuan dari kemampuan pilot dalam menerbangkan F-16, yang tak masalah dalam mengisi bahan bakar di udara dalam kondisi apapun dan bagaimanapun.
Kemampuan dalam menerbangkan F-16 itu yang dipandu sebagai leader adalah penerbang ‘Viper Flight’ adalah Col. Howard Purcell dengan pesawat bernomor ekor TS-1625. Selanjutnya Maj Collin Coatney/Letkol Firman Dwi Cahyono dengan pesawat TS-1620 dan terakhir Ltc. Erick Houston/Mayor Anjar Legowo yang menerbangkan TS-1623.
Inilah kemampuan dari menggunakan atau menerbangkan F-16 yang membutuhkan kemampuan dan jam terbang yang jitu. F-16 merupakan pesawat tempur yang akan melengkapi armada udara di Indonesia selain pesawat Sukhoi buatan Rusia. Tentu saja armada udara ini akan melengkapi kekuatan TNI Angkatan Udara, yang semakin hari, semakin meningkatkan kemampuan alutsistanya.
Kekuatan dan penambahan F-16 ini yang dinamakan Proyek “Peace Bima Sena II” yang merupakan bagian dari pembangunan kekuatan TNI Angkatan Udara secara bertahap, dan berkelanjutan sesuai dengan rencana kebutuhan pokok minimal.
Total pengadaan 24 unit pesawat F-16 C/D-52ID dan ditambah dengan program upgrade 10 unit pesawat F-16 A/B-15OCU diproyeksikan menjadi kekuatan utama Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi Madiun.
