Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Pemerhati literasi | peneliti bahasa | penulis buku bahasa Inggris

Menulis untuk berbagi ilmu | Pengajar TOEFL dan IELTS | Penulis materi belajar bahasa Inggris| Menguasai kurikulum Cambridge Interchange dan Cambridge Think | Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Seberapa Penting Belajar Bahasa Inggris untuk Anak?

4 Juli 2025   19:28 Diperbarui: 4 Juli 2025   19:28 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar bahasa Inggris|freepik.com

Banyak orang tua yang kepingin anaknya bisa berbahasa Inggris. Apakah setiap orang perlu menguasai bahasa Inggris?

Dalam sebuah diskusi dengan seorang teman asal Amerika, kami membahas fenomena kelas bahasa Inggris di Indonesia. Teman saya ini juga seorang guru yang telah lama mengajar Bahasa Inggris di Indonesia.

Sebagai seorang penutur asli bahasa Inggris, dia memiliki sudut pandang berbeda. Menurutnya, tidak semua anak harus 'dipaksa' belajar bahasa Inggris. 

Saya sering menemukan anak remaja yang sebenarnya tidak menyukai bahasa Inggris, namun orang tuanya terlalu memaksakan kehendak. 

Akhirnya, mereka yang sejatinya tidak berminat menguasai bahasa Inggris hanya sekedar datang ke kelas. Mereka tidak bersemangat untuk belajar dan terlihat sulit menguasai materi ketika diajarkan.

Saya sependapat dengan apa yang diutarakan teman sesama pengajar. Tidak semua anak perlu menguasai bahasa Inggris. Walaupun bahasa Inggris itu penting, bukan berarti setiap orang wajib menguasainya.

Banyak bidang keilmuan lain yang juga perlu dikuasai. Jika semua orang belajar bahasa Inggris, tentu itu bukan sebuah pilihan bijak. Porsi keahlian di bidang berbeda membutuhkan orang dalam jumlah yang sama.

Jadi, memaksakan anak belajar bahasa Inggris seringnya berdampak pada kualitas ilmu yang mereka kuasai. Jika anak lebih tertarik pada bidang lain, maka jauh lebih baik mereka diarahkan ke arah minat yang lebih mendominasi. 

Kadang saya heran melihat orang tua yang terlalu memporsir jam belajar anak. Pagi hari mereka ke sekolah, siang hari ikut les privat, lalu sore harinya ikut belajar kursus bahasa Inggris. 

Tidak ada waktu untuk sekedar bermain bersama teman. Mereka merasa lelah ketika harus menuruti kemauan orang tua. Wajah lelah jelas terlihat ketika berada di ruang kelas. Mereka sulit fokus sambil menahan rasa kantuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun