Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Pemerhati literasi | peneliti bahasa | penulis buku bahasa Inggris

Menulis untuk berbagi ilmu | Pengajar TOEFL dan IELTS | Penulis materi belajar bahasa Inggris| Menguasai kurikulum Cambridge Interchange dan Cambridge Think | Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sepenggal Kisah Sahur di Kota Taipei

4 Maret 2025   14:51 Diperbarui: 4 Maret 2025   14:51 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah ini semestinya sudah terkubur lama. Sepenggal kisah masa lalu saat menimba ilmu di kota Taipei. Harus saya akui jika suasana ramadhan di Taiwan tidak sesemarak di Indonesia.

Taiwan adalah negara kecil dengan populasi muslim sekitar 60 ribu jiwa (0.25% total penduduk). Mayoritas muslim di Taiwan merupakan pekerja asing. Tercatat 180 ribu pekerja asing muslim menetap di Taiwan.

Di taipei sendiri ada dua masjid. Taipei Grand Mosque adalah masjid terbesar, dan satunya lagi saya sedikit lupa. Menurut sejarah, Masjid Agung Taipei dirancang oleh Yang Cho-cheng dan bangunan aslinya selesai pada tahun 1947. Bangunan sekarang selesai pada 13 April 1960.

Saat masih kuliah di kota Taipei, saya sering berkunjung ke Masjid Agung untuk shalat berjamaah. Lokasinya sekitar 15 menit bersepeda dari kampus. Bisa juga ditempuh dengan bus yang berhenti beberapa meter dari lokasi masjid. 

Jarak kampus ke Masjid Agung via Google Map
Jarak kampus ke Masjid Agung via Google Map

Masjid Agung menjadi tempat spesial di bulan puasa. Selain karena masjid terbesar di Taipei, selama bulan puasa panitia masjid menyediakan menu berbuka puasa bersama secara gratis. Donatur berasal dari beberapa kalangan, baik pribadi atau kelompok. 

Nah, saya ingin menuliskan sepenggal kisah puasa di Taipei. Dulu jumlah masjid di seluruh Taiwan hanya 8, kini tercatat sudah 11 masjid. Alhamdulillah!

Mencari makanan halal di Taiwan tidaklah mudah. Harus serba hati-hati dalam membaca kandungan makanan pada lebel yang tertera. Kalau tidak bisa bahasa mandarin, gunakan google lense saja. hehe

Restauran dengan logo halal biasanya terletak di lokasi berbeda di seluruh kota Taipei. Sepengetahuan saya, ada dua toko Indonesia yang menyediakan masakan halal, keduanya berada di dekat masjid. Jadi, selesai beribadah bisa langsung mampir untuk merasakan lezatnya masakan Indonesia.

Salah satu rumah makan Indonesia|sumber:https://news.immigration.gov.tw
Salah satu rumah makan Indonesia|sumber:https://news.immigration.gov.tw

Saya pernah merasakan puasa di musim dingin. Untuk bersepeda ke masjid yang jaraknya 15 menit, kedua tangan harus segera dicuci air hangat sesaat tiba di lokasi. Dinginnya terasa menusuk tulang rahang dan membekukan tangan.

Bayangkan bagaimana kondisi sahur di musim dingin. Karena berada di asrama kampus, kami bertukar jadwal untuk mempersiapkan menu sahur. Kebetulan ada puluhan mahasiswa Indonesia di kampus tempat saya belajar. 

Jadi, semua mahasiswa saling membantu mempersiapkan menu sahur ala kadar. Bahkan, yang non-muslim dengan sukarela membantu walaupun sebenarnya tidak berpuasa. 

Ada cerita menarik di suatu ketika di bulan ramadhan silam. Saya terbangun sedikit lebih telat dari waktunya. Karena waktu sahur sudah dekat, saya tidak mungkin bergabung bersama teman-teman lainnya. 

Pilihan saat itu membeli mie di sebuah mesin dalam asrama. Namun, saya harus benar-benar mampu membedakan mie yang tidak mengandung minyak babi. 

Akhirnya, saya mengandalkan insting alami langsung memasukkan uang koin dan menekan tombol. Ah, seketika mie keluar dan harus secepat mungkin disiram air panas sebelum waktu sahur hilang.

Alhamdulillah mie yang saya pilih tidak mengandung minyak babi. Jika salah menekan tombol di sebelahnya, sungguh nasib saya berbeda jauh. 

Sekarang kondisi Taiwan jauh berbeda. Pemerintah sudah menyediakan makanan dan minuman halal via mesin (vending machine). Jadi, memilih makanan halal bukan lagi masalah ketika sedang dalam perjalanan.

All Halal di Taiwan|sumber :https://taiwannews.com.tw
All Halal di Taiwan|sumber :https://taiwannews.com.tw

Bagaimana dengan suasana buka puasa?

Menurut saya pribadi, pengalaman buka puasa di masjid Agung sulit dilupakan. Banyak jenis makanan dari timur tengah ditambah interaksi bersama mahasiswa asing seluruh Taiwan. 

Relawan dengan sukarela mengatur makanan, membagikan, dan menyapa siapa saja yang datang. Kadangkala banyak warga lokal datang sekedar melihat suasana berbuka. Adapula yang ikut berbaur berbuka puasa sambil mempelajari islam. 

Banyak pengalaman langsung ketika berinteraksi dengan warga lokal yang tertarik pada islam. Mereka begitu antusias berkunjung ke masjid dan bertanya tentang hari-hari besar islam, khususnya bulan ramadhan.

Momen ramadhan di Taipei sungguh berbeda. Walaupun jumlah muslim begitu kecil, keramahtamahan warga lokal membuat suasana terasa lebih ramai dalam keberagaman. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun