Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Paradoks Pendidikan Indonesia: Seminar dan Sertifikat

8 Mei 2024   14:50 Diperbarui: 8 Mei 2024   14:58 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seminar pendidikan|freepik.com

Seminar-seminar tentang penguatan mutu pendidikan seringkali dihadirkan bagi praktisi dan akademisi. Calon guru dan guru begitu semangat menghadirinya.

Kalau saja seminar diselenggarakan tanpa iming-iming sertifikat, jumlah peminatnya boleh jadi tidak seberapa. Seminar dan sertifikat seperti supply and demand dalam hukum ekonomi. 

Tuntutan dokumentasi berupa sertifikat kehadiran seminar membuat banyak guru di Indonesia 'terpaksa' menghadiri tanpa memahami esensi seminar itu sendiri.

Di beberapa seminar, absen kehadiran begitu dikejar agar jatah sertifikat tidak lari ke orang lain. Soal materi apa yang disampaikan, itu urusan lain lagi. 

Sertifikat bagi guru-guru sangatlah penting, bahkan lebih sakti dari ilmu itu sendiri. Tidak heran, aplikasi ilmu dari setiap seminar sulit dilihat kasat mata.

Apakah sertifikat menggambarkan mutu pendidikan Indonesia?

Sulit untuk dijabarkan, namun mudah untuk dipaparkan.

Alur pendidikan di Indonesia masih berkutat pada kebiasaan yang sama. Materi terlalu berat, kerja murid mencatat, akhir semester melarat.

Di luar negeri, murid dibiasakan untuk memahami esensi materi dengan melatih bernalar. Mereka belajar untuk menggunakan akal dan pikiran guna memahami hal sederhana. 

Lain halnya di Indonesia, murid tingkat sekolah dasar saja sudah dibebankan untuk mencatat pelajaran. Latihan bernalar dikesampingkan, tugas datang silih berganti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun