Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Hilangnya Pelanggan pada Pelaku Bisnis Menengah ke Bawah, Apa Penyebabnya?

26 September 2022   13:14 Diperbarui: 26 September 2022   17:25 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kalkulasi bisnis salah. | freepik.com

Pelaku bisnis menengah ke bawah sering memulai bisnis tanpa panduan, dimana standar pelayanan mengikuti kebiasaan bisnis-bisnis lain yang sudah duluan ada atau mulai usaha dengan modal uang semata.

Dengan pola ikut-ikutan seperti ini, bisnis menengah ke bawah terkesan mengabaikan kepuasan pelanggan. Alih-alih bisa maju lebih cepat, laju bisnis malah tidak teratur dan menjurus mundur ke belakang.

Berbeda dengan bisnis yang sudah well-established, umumnya mereka memiliki sistem yang sudah terbentuk sehingga semua memiliki standar terukur dimulai dari proses pembuatan, penyajian dan pelayanan.

Lihat saja KFC, McDonald's, AW, dkk, mereka membangun bisnis dan mengikatnya dengan standar yang sangat terukur dan mempunyai standar penilaian yang boleh dikatakan sangat tertruktur.

Tidak heran, bisnis yang mareka bangun bisa membuka ribuan cabang dalam hitungan waktu cepat dengan jumlah pelanggan yang meningkat drastis perharinya. Para investor juga tidak segan-segan menanam modal dengan sistem bagi hasil yang jelas karena yakin akan profit yang didapat.

Sayangnya, bisnis menengah ke bawah acap kali enggan menilik pola bisnis besar yang sudah terbukti meraup uang dengan jumlah besar. Khususnya dari segi pelayanan, banyak sekali pelaku bisnis menengah ke bawah yang jarang menginvestasi uang  untuk pelatihan karyawan.

Pada contoh saya di atas, jika saja warkop-warkop kecil memiliki standar pelayanan yang baik dan terukur, maka mudah sekali bagi mereka untuk membuka beberapa cabang dalam waktu yang relatif pendek dengan membangun kepercayaan pelanggan yang dengan sendiri terbentuk.

Misalnya, pemilik warkop memberi pelatihan pada pramusaji/pelayan untuk sesegera mungkin menyapa pelanggan yang datang dan menanyakan apa yang ingin dipesan dan meletakkan beragam kue tanpa harus diminta.

Kenapa ini penting?

Umumnya para penikmat minuman seperti kopi, teh dan sejenisnya akan terpikat dengan setidaknya satu atau dua kue yang diletakkan di meja pelanggan, walaupun mereka tidak memintanya ketika memesan minuman.

Bayangkan saja, jika kue tidak dihidangkan ke meja pelanggan dan dibiarkan menetap di rak kue dalam waktu lama, apa yang akan terjadi? kue tidak segar lagi dan bisa saja pelanggan lain tidak tertarik untuk makan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun