Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kiat Mendidik Anak Laki-laki agar Menjadi Pribadi yang Mandiri dan Tidak Manja

4 April 2021   09:13 Diperbarui: 4 April 2021   17:02 1969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak laki-laki sedang bermain (Sumber: pixabay.com)

Perlu dipahami kata "manja" dalam konteks tulisan ini bermakna memperlakukan anak dengan perlakuan khusus sehingga anak tidak mandiri dan sangat bergantung pada orangtua. Istilah ini dikenal dengan spoonfed generation.

Saya yakin sebagian pembaca adalah orangtua yang sudah memiliki anak dan ada di antaranya yang memiliki anak laki-laki. Dengan tulisan ini setidaknya saya ingin menyampaikan sebuah opini yang akan bermanfaat.

Fakta di lapangan membuktikan bahwa anak laki-laki yang dimanja secara berlebihan akan tumbuh menjadi pribadi yang rapuh dan condong tidak bisa mewarisi jiwa pemimpin.

Kembali ke pokok permasalahan, kenapa anak laki-laki tidak boleh dimanja?

Anak laki-laki punya andil besar dalam sebuah keluarga. Hampir semua keluarga menginginkan anak laki-lakinya menjadi sosok pribadi yang ketika dewasa menjadi tombak keluarga. 

Setidaknya, anak laki-laki diharapkan menjadi pengganti sosok ayah saat tiada dan menjadi tulang punggung keluarga ketika badai menerpa. 

Namun, sangat sedikit keluarga yang Mempersiapkan anak laki-laki menjadi seorang Pemimpin sedari kecil. Pokok permasalahan ada pada pola asuh cara memperlakukan anak laki-laki. 

Tidak Mendisiplinkan Anak Laki-Laki Saat Kecil

Banyak keluarga yang tidak sadar bahwa cara mereka memperlakukan anak laki-laki menjadikan mereka "bom waktu" yang akan meledak saat dewasa. 

Hal ini dipicu dari cara berinteraksi dan berkomunikasi saat kecil. Sehingga, saat dewasa anak laki-laki merasa seperti "raja" dan berharap terus diperlakukan demikian tanpa merasa bersalah.

Sini nak, biar ibu yang bantu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun