Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Makan untuk Hidup atau Hidup untuk Makan?

10 Oktober 2019   13:10 Diperbarui: 16 April 2021   10:41 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makanan dalam porsi banyak. | pexels

Akhirnya, pergaulan dan arah hidup akan semakin sempit karena membatasi diri hidup dalam sebuah identitas yang datang dari "nilai" yang dibentuk oleh pola pikir yang berujung pada material. 

Disisi lain, mereka yang tergolong "makan apa" akan lebih terbuka tanpa mengedepankan nilai dari sebuah identitas. Mereka tidak diperbudak oleh nafsu dan tidak melekatkan hidup pada sebuah "nilai".

Interaksi digolongan ini juga terjadi lebih alami karena tidak adanya dinding pemisah antara mereka dan makanan. Lihat saja penjaja makanan di kaki lima, penjual bakso di gerobak jalanan atau bahkan pedagang makanan keliling mereka memiliki pelanggan yang umumnya golongan "makan apa".

Pertanyaan berharga bagi kita semua, apakah kita mau menjadi golongan "makan apa" atau "makan dimana"? Untuk menjawab ini, kita perlu bertanya terlebih dahulu, apakah kita makan untuk hidup atau hidup untuk makan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun