Mohon tunggu...
Nur masyarilharam
Nur masyarilharam Mohon Tunggu... Guru - "Menulis mengukir keabadian"

Penulis amatir yang belajar mengukir goresan goresan sejarah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nasib yang Masyarakat yang Melaksanakan Maulid

2 November 2020   08:21 Diperbarui: 2 November 2020   08:37 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kita tahu dalam akhir-akhir ini banyak dari masyarakat kita sekarang mulai sangat sensiitif, khususnya tentang masalah agama. Ada hal-hal mereka sangat responsif tentang agama. 

Apalagi tentang cara pandang mengenai perbedaan dalam melakukan tata cara peribadatan atau pun tentang hal-hal yang dianggap baru dalam beragama.

Pada bulan robiul awwal ini masyarakat Indonesia kebanyakan merayakan maulid nabi Muhammad SAW dengan genggap gempita, setiap RT atau RW sampai mushola atau pun masjid ada acara yang dinamakan maulidan.

Yang diisi dengan khataman Al-Qur'an, membaca Dziba', Barzanji dan diisi dengan mauidhoh hasanah. Yang tentu semuanya tujuannya meningktakan kecintaan Masyarakat kepada Nabi Muhammad SAW dan Allah SWT semata.

Namun banyak pihak sekarang berteriak lantang menganggap apa yang dilakukan masyarakat tersebut adalah kesalahan yang sangat besar, mereka menggap bahwa masyarakat membaur ajaran mereka sendiri. Yang menyeleweng dari ajaran Islam itu, mereka beralasan bahwa nabi tidak pernah mengajarkan ummatnya untuk melaksanakan maulid/maulud. 

Mereka menyamakan seperti bakso itu halal, mie ayam itu halal, rawon itu halal, tetapi ketika dicampur jadi satu akan menghasilkan makanan yang aneh dan tidak enak. Menyampur adukkan masalah agama itu menurut mereka adalah yang dilarang oleh Agama.

Tapi mereka tidak tahu tentang kecintaan masyarakat Indonesia yang sangat luar biasa terhadap Rosulullah SAW. Maulid adalah salah satu bukti cintanya masyarakat Indonesia yang dibuktikan, ditunjukan dengan melakukan hal-hal yang diperintah oleh Nabi. 

Kami membaca Al-qur'a, membaca dziba',membaca burdah, membaca Sholawat,mendengarkan mauidoh hasanah yang semuanya untuk meningkatkan keimanan kita semua. Mereka memanggil kita dengan sebutan Ahli Bid'ah. 

Memang kami ini adalah ahli bidah, tapi kami adalah ahli dalam mecintai Rosulullah SAW, yang telah menuntun kita semuanya untuk mengenal Allah dan memberi akan memberikan syafaatnya di yaumul qiyamah nanti .aminnnn

Orang yang bergembira dengan kelahiran manusia terbaik di bumi ini sekarang dipanggil ahli bidah, sungguh fitnah yang sangat luar biasa untuk masyarakat Indonesia. Apakah yang menuduh seperti itu sudah mengoreksi dirinya sendiri? Belum tentu mereka yang memanggilmu orang jelek itu lebih baik darimu.

Fitnah-fitnah itu tidak pernah berhenti sampai kapanpun, karena orang yang membencimu tidak akan pernah lelah mencari seribu alasan untuk membencimu. Mereka menutup kebenaran-keberan yang kita sampaikan kepada mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun