Mohon tunggu...
Maswiya Indrianti
Maswiya Indrianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Unair

Hobi lebih ke memasak dan kulineran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Festival Ider Bumi di Desa Kemiren Kecamatan Glagah, Banyuwangi

31 Mei 2022   15:40 Diperbarui: 31 Mei 2022   15:44 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ider Bumi adalah festival Banyuwangi yang diadakan di suku Osing tepatnya di Desa Kemiren Kec. Glagah Kab. Banyuwangi. Festival ini dilaksanan di hari raya kedua Idul Fitri. Warga Kemiren sehari-harinya menggunakan Bahasa Osing yang merupakan turunan dari Bali dan turunan langsung dari Jawa Kuno.

Acara festival ider bumi dipercaya warga Desa Kemiren sebagai ritual pengusir bahaya dan juga dipercaya sebagai ritual untuk persucian diri dari tahun-tahun sebelumnya.Pada tahun 2022 acara ider bumi diadakan kembali dengan sangat meriah. Namun 3 tahun sebelumnya acara ini diadakan dengan sangat biasa tapi masih sangat sakral hanya pawai barong saja tidak disetai dengan menghadirkan bupati Banyuwangi atau pegawai desa lainnya. Festival ini dimulai dari pagi tapi acara pawainya dimulai setelah dhuhur, pawai dimulai dari Kemiren timur sampai Kemiren Barat. Sebelum acara pawai biasanya ada acara nyekar ke Kuburan Buyut Cili terlebih dahulu untuk meminta ijin akan dilaksanakannya acara Ider bumi ini. Buyut cili ini merupakan mitos yang selalu diceritakan turun-temurun dan juga termasuk kepercayaan warga Desa Kemiren.

Setelah pawai biasanya diadakan makan Bersama (Selameta) disepanjang jalan, menu yang dimakan pada saat makan Bersama yaitu pecel pitik. Pada saat pawai berlangsung warga desa Kemiren yang ikut serta dalam pawai memakai pakain adat osing yang dominan warna hitam. Dan juga pada saat pawai berlangsung ada ritual 'uthik-utik', yang digunakan pada saat 'uthik-uthik' ini beras dikasih pewarna dan dikasih koin. Dalam pelaksanaanya juga tidak lupa selalu dimeriahkan oleh kesenian Banyuwangi contohnya gandrung, kuthulan dll. Sepanjang pawai biasanya dibacakan tembang Jawa kuno yang itu  merupakan pembacaan doa untuk Tuhan Yang Maha Esa dan roh-roh para leluhur

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun