Cara lama tapi ampuh. Maka tidak aneh kalau sangat dianjurkan oleh para pakar perencana keuangan.
Mengelola uang belanja memang perlu seni tersendiri. Kadang tidak perlu dengan ilmu yang muluk-muluk.
Pengelolaan keuangan keluarga dengan cara lama. Malah lebih simpel dan efektif. Kuntjinya hanya disiplin saja dalam menjalankannya.
Pos-pos pengeluaran keluarga dari jaman dahulu sampai sekarang hampir sama. Hanya berbeda dalam penekanannya saja.
Pengeluaran utamanya pasti untuk memenuhi kebutuhan pokok. Seperti makan dan kebutuhan untuk anak sekolah atau kuliahÂ
Jika dulu orang belum memikirkan keperluan rekreasi. Tapi uang yang tersisa dialokasikan untuk tabungan. Misalnya dibelikan emas perhiasan.
Selebihnya sebagian kecil disiapkan untuk keperluan sosialisasi. Seperti untuk kondangan atau sumbangan ke tempat ibadah.
Bagaimana mereka bisa begitu?
Mengelola Uang dengan Model Amplop
Setelah istri mendapatkan uang belanja dari suami. Sang istri akan membagi uangnya sesuai pos pengeluaran keluarga.
Uang hasil penjualan panenan sawah. Dipisah-pisahkan. Karena jaman dulu belum ada amplop. Uang ditaruh di bawah lipatan bajudi lemari.
Pos tabungan biasanya dibagi dua. Untuk tabungan jangka panjang langsung dibelikan perhiasan. Tidak untuk dupake tapi disimpan di 'cepuk'.
Sedangkan untuk keperluan jangka pendek dimasukkan ke dalam 'bumbung' (bambu yang dilubangi) atau pakai kaleng. Sewaktu-waktu diperlukan bisa cepat dibobol.
Nah di jaman now. Oleh para pakar perencana keuangan diadopsi menjadi model amplop.
Setiap awal bulan uang dipisah-pisahkan dan dimasukkan ke dalam amplop yang sudah ada tulisannya. Pos pengeluaran.
Jadi setiap akan dipergunakan. Tinggal mengambil amplop sesuai keperluannya. Tip sederhana sederhana tapi manjur.
Mau coba?
Jkt, 081021