Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Reurbanisasi, Sebuah Solusi Mengatasi Pandemi?

23 Juni 2021   09:35 Diperbarui: 23 Juni 2021   10:34 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar dari alam (hipwee.com)

Berpindahnya penduduk kota ke desa dikenal dengan istilah reurbanisasi. Selama ini kita lebih mengenal urbanisasi. Perpindahan penduduk dari desa ke kota. 

Kota-kota seperti Jakarta atau Surabaya menjadi tujuan utama urbanisasi. Mereka berniat mengadu nasib di kota besar. Sayangnya banyak dari mereka yang hanya bermodalkan nekad.

Bagi yang ulet dan beruntung. Bisa mendapatkan penghidupan yang layak. Tapi tidak sedikit pula yang menerima kenyataan pahit. Terlebih selama masa pandemi covid-19.

Keluarga mas Tri, tukang jamu yang pernah saya ceritakan, sekarang istrinya disuruh tinggal di kampung. Teman saya yang dulu punya usaha foto copi di sebuah kampus. Sudah setahun pulang kampung.

Beruntungnya ketika usaha foto copinya maju. Keuntungan usahanya dibelikan tanah di kampung. Sekarang mereka 'nyawah' dan beternak ikan.

Memulai Usaha di Kampung

Bertani bisa jadi alternatif (idntimes.com)
Bertani bisa jadi alternatif (idntimes.com)

Rasa-rasanya reurbanisasi bisa menjadi satu alternatif mengatasi dampak pandemi.covid-19. Sepertinya pandemi masih memerlukan waktu lama untuk mengatasinya.

Ada banyak kegiatan yang bisa di lakukan. Jika sudah mengambil keputusan untuk pulang kampung.

Beberapa pekerjaan yang dapat menjadi tumpuan penghasilan, misalnya:

  1. Bertani. Bertani, berkebun atau beternak bisa menjadi pilihan utma. Alasan sederhananya pekerjaan tersebut sudah akrab sedari kecil. Apabila lahan sudah tersedia seperti teman saya. Tinggal menentukan jenis pekerjaan yang mau ditekuni.
  2. Pengepul. Seandainya merasa tidak sanggup dengan pekerjaan yang pertama tadi. Pilihannya dapat menjadi seorang pengepul hasil pertanian. Pengepul ya bukan tengkulak.
  3. Penggerak. Tidak tertutup pula kesempatan untuk menjadi penggerak pertanian di desa. Bahkan bisa menjadi motor pertanian modern. Pun bisa menkadi motivator bagi kaum muda untuk mau kembali ke sawah.

Bila hal ini dapat dilakukan. Bukan tidak mungkin. Desa akan menjadi gemah ripah loh jinawi. Makmur!

Semoga.

Jkt, 230621

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun