Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menunggu Satrio Piningit Bersama Umar Kayam

19 Juni 2021   13:33 Diperbarui: 19 Juni 2021   13:48 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Umar Kayam tersimpan di perpustakaan pribadi (DokPri)

Buku terakhir Satrio Piningit (DokPri)
Buku terakhir Satrio Piningit (DokPri)

Setelah beberapa tahun. Tulisan-tulisan Umar Kayam dibukukan. Sebagai pengagum. Jelas saya tidak menyia-nyiakan.

Sekalipun harus merogok kocek lumayan. Namanya penggemar ya harus diusahakan untuk dapat mengoleksinya. Alhamdulilah saya punya 4 seri lengkap.

Buku pertama Mangan Ora Mangan Kumpul. Kemudian Sugih Tanpa Banda. dsusul Madhep Ngalor Sugih, Madhep Ngidul Sugih. Terakhir Satrio Piningit ing Kampung Pingit.

Novel Para Priyayi (DokPri)
Novel Para Priyayi (DokPri)

Satu lagi koleksi buku saya kaya Umar Kayam: Para Priyayi. Novel yang berlatar belakang ndeso Wanagalih, Madiun. 

Bercerita tentang seorang bocah bernama Lantip. Anak yatim yang ngenger pada keluarga Ndoro Guru. Kelak bocah ndeso itu yang menyelamatkan nama harum keluarga besar Sastrowardoyo.

Karya A. Mustofa Bisri (DokPri)
Karya A. Mustofa Bisri (DokPri)

Diary, 

Sebetulnya ada satu lagi penulis favorit saya: A. Mustofa Bisri. Beliau adalah seorang kyai. Pengasuh pondok pesantren tapi juga seorang sastrawan.

Puisi-puisi dan cerpen-cerpennya sangat mencerahkan. Berlatar belakang pesantren dengan bahasa sederhana. Namun sangat dalam maknanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun