Siapapun yang bergelut di dunia sastra tidak akan bisa lepas dari menyebut Sapardi Djoko Damono.Â
Saya sendiri kemudian menyintai puisi-puisinya karena salah menyebutkan namanya sewaktu masih di bangku sekolah. Saya menyebutnya Sapardi Djoko Darmono, kemudian oleh guru Bahasa Indonesia diingatkan tanpa huruf "r". Â Sejak saat itu saya jadi suka membaca puisi-puisinya.
Kekaguman saya menjadi semakin kuat karena saya menganggap beliau termasuk seniman yang akademis, bergelar profesor doktor. Di Indonesia sedikit seniman yang sampai mencapai taraf yang demikian. Â Sampai akhir hayatnya, Minggu 19 Juli 2020, beliau masih setia dengan dunianya.
Saya jadi ingat puisinya yang berjudul "Pada Suatu Hari Nanti"
   Pada suatu hari nanti
   Jasadku tak akan ada lagi
   Tapi dalam bait-bait sajak ini
   Kau tak akan kurelakan sendiri
Yang bisa kita lakukan sekarang adalah seperti yang beliau tulis dalam puisi "Hanya"
   Hanya doaku yang bergetar malam ini