Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dendam Kesumat

3 Juli 2020   14:30 Diperbarui: 3 Juli 2020   14:38 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
archive_ivaa-online.org

Kulihat badannya masih menggigil, jaket kulitku tak sanggup menghangatkan tubuhnya. Wajahnya terlihat pucat. Aku memeluknya erat.

"Minumlah mbak, biar hangat", kataku sambil menyodorkan segelas teh manis hangat.

Tangannya serasa tak mampu meraih gelas yang aku sodorkan.  Aku membantunya mendekatkan ke bibirnya.  Pelan dia menyeruput teh.  Diulangi sekali lagi, kali ini lebih lama meneguknya.

"Makasi mas.  Badan mulai hangat", katanya.

"Habiskan mbak", pintaku.

Wajahnya mulai memerah cerah.  Aku merasa lega.  Matahari mulai meninggi sinarnya menghangatkan alam sekeliling.

"Kita berjemur yuuk mbak", ajakku.

Tanpa menunggu jawabnya aku memapah dia ke halaman rumah.  Pagi yang indah seindah wajah mbak Dita yang baru.

"Mbak Dita makin cantik", kataku sambil terus memandangi wajahnya.

"Mas bisa aja", katanya sambil tersipu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun