Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Telmi atau Arogansi

15 Juni 2020   10:45 Diperbarui: 15 Juni 2020   11:07 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum reda unjuk rasa memprotes kematian George Floyd,  sudah terjadi lagi penembakan warga kulit hitam oleh polisi di Amerika Serikat.

Demontrasi yang bertajuk "Black Lives Matter" untuk memprotes rasisme yang dipicu oleh kematian George Floyd kini telah menyebar ke seluruh dunia.  Unjuk rasa yang semula hanya di wilayah Mineapolis-AS, tempat kejadian di mana George Floyd ditindih lehernya dengan lutut Derek Chauvin, dalam waktu tiga pekan sudah merambah sampai Inggris, Perancis, Australia, Selandia Baru dan negara-negara lain di dunia. 

Unjuk rasa yang semula berjalan damai kemudian menjadi rusuh tak terkendali.  Pada awalnya para demonstran hanya meneriakkan anti rasisme tetapi kemudian memicu terjadinya kerusuhan.  Dimulai dengan penjarahan toko-toko di Amerika kemudian melebar merusak simbol-simbol rasialisme. Patung Christhoper Columbus, penemu benua Amerika pada tahun1492, dipenggal kepalanya.  Patung Nathan Bedford, pedagang budak kulit hitam, tak luput jadi sasaran.  Di Belgia patung raja Leopold II dihancurkan massa karena dianggap sebagai simbol kekejaman terhadap rakyat Afrika.  Bahkan di Inggris kaum demonstran mengancam akan merobohkan patung Winston Churchill.

Kenyataannya belum reda unjuk rasa menentang rasisme yang dipicu kematian George Floyd, sudah terjadi lagi penembakan warga kulit hitam Rayshard Brooks oleh seorang polisi kulit putih Garret Rolfe.  Menurut keterangan, penembakan ini terjadi karena Brooks yang tertidur di jalur Drive Thru dianggap menghalangi pengunjung yang lain di sebuah restoran cepat saji.  Sudah bisa ditebak maka penembakan ini memicu kerusuhan kembali di mana restoran tempat kejadian dibakar massa.

Rasisme memang menjadi momok dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara.  Di masyarakat atau negara selalu terdiri dari banyak unsur, baik ras suku atau agama.  Apabila tidak ada toleransi sudah pasti akan memicu terjadinya rasialisme.  Kadang kala pemicunya hanya masalah yang sepele, tetapi akibatnya bukan hal sepele lagi.

Kalau di AS atau Eropa masayarakatnya secara umum terbelah menjadi penduduk kulit putih dan kulit hitam, di negara kita lebih kompleks lagi. Ada banyak suku, agama dan ras.  Menyadari hal ini para founding father sudah menyatukan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.  Para sesepuh pun sudah mengajarkan tentang tepo sliro.  Kesemuanya adalah untuk merawat kebhinekaan kita.

Pengalaman adalah guru yang terbaik begitu pepatah bijak.  Kita pernah melihat bagaimana hiruk pikuk pemilih pada setiap helatan pilkada dan pilpres. Masyarakat kadang terbelah berdasarkan kepentingan sesaat.  Di sinilah dibutuhkan kedewasaan kita dalam bermasyarakat dan bernegara. 

Saya masih ingat waktu kuliah teman-teman berasal dari berbagai suku dan agama. Bahkan saya punya teman kuliah yang berasal dari Timor Timur (tahun 80an masih menjadi bagian wilayah Indonesia).  Yang berkesan sampai sekarang apabila teman-teman yang beragama lain main ke tempat kost, mereka selalu ngingetin saya untuk sholat apabila sudah masuk waktu sholat.  Benar adanya "Damai itu Indah".

Melihat dua peristiwa terakhir di Amerika Serikat menyadarkan kita untuk selalu berpegang kepada semboyan Bhineka Tunggal Ika. Bukankah efek dari demontrasi menimbulkan ekskalasi kerusakan yang sangat luas.  Aparat pun harus menyadari untuk tidak bertindak secara arogan. Kita tidak boleh telmi (telat mikir) sementara aparat juga tidak boleh berlaku arogan dalam menjalankan tugasnya.

Setuju??

Jkt, 150620

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun