Dekat rumah saya ada abang becak langganan yang juga rangkap  profesi menjadi pedagang gerobak yang mangkal di Saung Kersen. Kuliner yang dijajakannya roti bakar, roti kukus dengan minuman wedang dan susu serta lainnya  sejak sore hingga malam lumayan laris.  Keberadaan BRI tak jauh dari lapaknya sangat membantu. Kebetulan saat saya sedang menemani anak saya transfer uang kuliah  abang becak  tersebut tersenyum. Rupanya sedang menabung.
BRI dekat rumah saya  dikelilingi aneka jenis perniagaan, puluhan kuliner dan jasa , juga toko pakaian , supermarket, dan banyak lagi. Bukan hanya kompleks perumahan yang  lumayan padat, tapi juga perlintasan yang ramai. Karenanya BRI selalu ramai dikunjungi nasabah.
Ruang Tunggu yang Nyaman, Perlu Â
Saya suka  BRI tak membiarkan konsumen atau nasabahnya  bersusah payah mengantre berdiri. Belasan tahun silam ada cerita  nasabah sebuah bank pingsan gara-gara antrean panjang. Nah , di BRI kita  mendapat nomor antrean, lalu dipersilahkan duduk di kursi yang jumlahnya lumayan banyak.
Kalau nomor antrean terlewat dapat sangsi untuk ambil nomor antrean baru. Â Ada saja yang setelah ambil nomor langsung pergi , saat balik lagi nomornya sudah terlewat. Untungnya ruangan sejuk dan bersih tidak membosankan.
Bank Rakyat Indonesia , BRI  , didirikan  16 Desember 1895,  di Purwokerto , Jawa Tengah, dengan  nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoorfen (Bank Bantuan  dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto) .Pendirinya Raden Bei Aria Wirjaatmadja .
Setelah Kemerdekaan RI, maka BRI menjadi Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia (Peraturan Pemerintah No 1, tahun  1946,  Pasal 1).Namun pada masa-masa agresi militer, tahun 1948, peperangan telah menghentikan kegiatan BRI .
Setelah perjanjian Renville 1949, kembali  aktif dengan nama barunya Bank Rakyat Indonesia Serikat.
Berdasarkan PERPU 41 Â tahun 1960. Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) merupakan peleburan BRI, Bank Tani Nelayan, dan Nederlandsche Maatschappij (NHM).
Penpres no 9 Tahun 1965 , BKTN diintergrasikan ke Bank Indonesia, namanya menjadi Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.