Menunggu waktu berbuka itu adalah perjuangan berat.  Sebab kita berada di puncak lelah,  antara haus dan lapar yang  terus menggerogoti perasaan. Pikiran tentang minuman yang  menyegarkan terus mengusik nurani.  Sehingga seseorang harus berhati-hati agar tak terjebak mendahului berbuka sebelum waktunya sehingga batal puasanya.
Ibarat panas setahun dihapuskan oleh hujan sehari, itulah puasa. Â Setelah lapar dan haus sehari dihapus hanya dengan seteguk air lalu batal lah puasa kita.
Sejak tahun 2012 ada istilah ngabuburit di Indonesia.  Sebuah istilah yang  digunakan untuk berbagai kegiatan dalam rangka menunggu waktu berbuka puasa. Â
Istilah dari bahasa sunda ini sontak populer di Indonesia bahkan sampai ke negeri jiran Malaysia.
Banyak cara orang melakukan kegiatan ngabuburit. Â Mulai di rumah saja dengan menonton acara televisi bersama keluarga, Â melakukan acara santapan rohani dan buka bersama, Â menikmati musik jalanan, Â menonton konser musik, Â berjalan-jalan bersama keluarga, Â berburu takjil di pasar kuliner, Â pergi ke pantai, Â ke gunung, Â ke mall, Â atau berputar-putar keliling kota mengunakan berbagai kendaraan pribadi.
Terkadang orang-orang lupa saat ngabuburit. Â Karena keasyikan menikmati buka puasa bersama malah lupa melakukan kewajiban rukun Islam yang lain, Â yaitu sholat maghrib.
Padahal mengutamakan puasa dan sholat wajib sama-sama pentingnya, Â tak boleh meninggalkan salah satunya bahkan kedua-duanya.
Bahkan pada bulan ramadan ngabuburit dan buka puasa bersama tak hanya menjadi milik orang Islam saja. Sebab kantor-kantor dan instansi yang  pegawainya heterogen ada Islam,  Kristen, Katolik, hindu, budha, juga mengadakan acara buka puasa bersama.
Sesungguhnya dalam berpuasa itu hal yang paling sulit adalah menahan keinginan. Sehingga menjelma menjadi nafsu yang tak terkendali sehingga mengurangi keutamaan puasa.
Kita warga Indonesia punya kebiasaan yang sudah lama dilaksanakan secara turun temurun dan berlangsung setiap tahun dalam menunggu maghrib tiba.
