Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

"Kegedhen Empyak Kurang Cagak", Pengelolaan Finansial yang Keliru tapi Terus Dilakukan Banyak Orang

8 April 2020   10:42 Diperbarui: 9 November 2021   10:58 15590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dampak pengelolaan finansial yang buruk | Dokumentasi: pixabay


Empyak itu artinya atap, cagak berarti tiang. Kegedhen empyak kurang cagak bisa diartikan terlalu besar atap daripada tiang, sehingga tiang tak mampu menyangganya.

Padanan yang  paling sesuai adalah besar pasak daripada tiang. Sebuah analogi tentang keseimbangan yang  goncang karena nilai dan proporsi pemasukan tidak sejalan dengan pengeluaran. Ujungnya ada kerusakan system perputaran uang,  yang mengakibatkan bangkrutnya seseorang.

Setiap orang punya cara tersendiri dalam menjalani hidup. Ada yang biasa biasa saja, ada yang ingin tampil hebat tapi biaya terbatas, ada pula yang kondisinya memang memungkinkan ia tampil  dengan cara apapun sesuai yang dikehendaki.

Keinginan di luar kebutuhan yang  dipaksakan seringkali membuat orang terpuruk. Hanya karena gengsi dan panas hati karena melihat penampilan orang lain, membuatnya terjerumus ke dalam arus tren yang tidak sehat dan membuat bangkrut.  

Andai saja mau bersabar sedikit saja, niscaya semuanya akan berjalan sesuai yang dikehendaki.

Saya pernah menuliskan kisah seorang kawan yang memiliki gaya hidup di luar batas kemampuan,  sehingga ia harus rela kehilangan rumahnya.  

Saya juga pernah menulis di Kompasiana kisah seorang kawan yang harus menanggung hutang karena mengadakan hajatan anaknya.

Sesungguhnya setiap manusia diciptakan sesuai sunnatullah akan tercukupi kebutuhannya dengan cara wajar.

Setiap manusia saat lahir tangannya menggenggam, sebagai simbol akan kerakusan untuk menguasai dengan menggunakan tangannya. Saat ia besar tangan itu yang bergerak menyesuaikan perintah otak sebagai aksi dari saraf motorik yang normal.

Saat seorang manusia menginjak dewasa, genggaman yang ia buat ketika lahir diwujudkan dengan berbagai cara agar apa yang diinginkan terpenuhi. Dari pemenuhan kebutuhan primer sebagai kebutuhan inti sampai kebutuhan sekunder sebagai pelengkap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun