Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Financial

Jangan Terburu Keluar dari Pekerjaan Bila Cadangan Finansial Belum Cukup

28 Januari 2020   08:43 Diperbarui: 28 Januari 2020   08:53 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mbak Ani (bukan nama sebenarnya) hanya bisa pasrah. Anak nomor dua baru berumur 14 bulan. Sementara kandungan anak nomor tiga hpl nya sudah dekat, tinggal hitungan hari.

Tinggal di kontrakan sederhana dengan suaminya yang bekerja sebagai penjual kue pukis dan carabikang, mbak Ani merasakan beban hidup yang lumayan berat

Hasil jualan suaminya yang tidak menentu membuat mbak Ani harus super irit untuk bisa bertahan hidup.

Dulu ia seorang wanita karier. Bekerja sebagai admin di sebuah perguruan tinggi negeri di Semarang. Karena keinginan suaminya ia rela keluar dari pekerjaan, dan rela menjadi ibu rumah tangga yang mengurus anak dan keperluan suaminya.

Waktu mbak Ani masih bekerja ia titipkan anaknya pada kami sampai umur 4 tahun. Bahkan kami sudah menganggap anak mbak Ani seperti keluarga kami. Setelah ia keluar dari pekerjaannya anaknya diambil kembali untuk dirawat sendiri.

Saat mbak Ani masih bekerja, semua kebutuhan hidupnya bisa terpenuhi dengan baik. Bahkan lebih dari cukup. Sebab selain gaji pokok yang ia terima dari kantor, acara insidentil seperti sebagai pengawas ujian, atau acara rapat di kampus memberikan pemasukan tambahan yang cukup lumayan.

Saat mbak Ani masih bekerja,  suaminya memang agak pemalas. Jualan sering libur, sehingga seringkali ia kehabisan modal dan menunggu mbak Ani gajian baru bisa berjualan lagi.

Suatu hari lingkungan kami diumumkan akan ada pemilihan pengurus RT baru. Dan keluarga mbak Ani termasuk kandidat utama karena ia orang baru. Sebab estafet kepengurusan RT memang diprioritaskan bagi warga baru.

Rupanya suami mbak Ani belum siap. Ia takut terpilih menjadi pengurus RT, sehingga untuk menghindarinya ia pindah rumah kontrakan.

"Biar dekat dengan lokasi jualan pak", katanya beralasan.

Saat mbak Ani menyampaikan akan keluar dari pekerjaannya, kami sudah memberikan masukan agar berfikir terlebih dahulu akan resiko finansial yang bakal melanda. Terlebih saat ini tidak mudah mendapatkan pekerjaan yang mapan. Juga mengingat suaminya yang kadang malas berjualan, pasti itu akan menjadi kendala di kemudian hari. Apalagi mbak Ani telah memiliki anak yang butuh biaya dan perhatian lebih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun