Banyak berjalan banyak yang dilihat, itu ungkapan sederhana dari sebuah cerita fiksi Pendekar Naga Geni 212  Wiro Sableng muridnya Sintho Gendeng, yang mengisyaratkan bahwa seseorang yang gemar berpetualang akan banyak  pengalaman.
Hari ini saya mengunjungi sebuah tempat wisata yang ada di Pekalongan, yaitu Pelabuhan Perikanan Nasional atau masyarakat sekitar mengenalnya dengan PPN (sama aja ternyata cuma singkatan), haha.
Waktu saya masuk waktu sudah agak sore jadi tidak bisa menyaksikan aktifitas TPI (Tempat Pelelangan Ikan) yang ada di tempat ini.
Sebenarnya pelabuhan ini ada tempat wisatanya, berupa gardu pandang berbentuk Jetti yang bisa untuk melihat lalu lalang kapal di pelabuhan, edukasi air, dan tempat bermain anak.
Tapi saya lebih tertarik melihat kapal nelayan yang sedang ngedog (istilah kapal yang sedang sandar untuk melakukan servis atau perbaikan).
Di belakang gedung yang yang terlihat luas  ini ternyata berjajar kapal-kapal ikan yang yang bobotnya di atas 30GT.
Semua sedang bersandar untuk perbaikan. Terlihat beberapa tukang sedang asyik dengan pekerjaannya. Ada yang memalu,mengelas, mengecat, dibagian mesin dan sebagainya.
Adegan semacam ini boleh dilihat oleh para pengunjung dari dekat, bahkan pengunjung pun boleh bertanya kepada para pekerja.
Di darat, di bawah kapal, banyak pengunjung berlalu lalang menikmati suasana. Mereka banyak mengambil gambar dengan latar belakang kapal yang bersandar.
Pelabuhan Perikanan Nasional Pekalongan memang tempat publik yang ramah dengan pengunjung. Kondisi saat berkunjung ke tempat ini bisa menjadi sarana edukasi khususnya anak-anak.
Anak-anak akan diperlihatkan secara real proses pembuatan kapal mulai dari desain awal. Bahan yang dipakai membuat kapal, waktu pengerjaan sampai bagian-bagian kapal.
Kapal ikan tetaplah berujud kapal yang terdiri dari beberapa bagian, ruang kemudi, ruang mesin, ruang para kru, ruang penyimpanan Ikan dan sebagainya.
Karena yang yang ngedog di sini adalah kapal ikan, maka pengunjung juga bisa melihat peralatan tempur para nelayan, berupa cantrang, dan pukat harimau yang lebarnya ratusan meter.
Saya ke pelabuhan ini beberapa saat yang lalu dan melihat dengan detail proses pembuatan kapal dari awal sampai finishing.