Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

MRT: Temu Tanpa Konsesi!

16 Juli 2019   20:58 Diperbarui: 16 Juli 2019   21:36 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MRT: Temu Tanpa Konsesi

Banyak yang tidak percaya, ketika Prabowo salaman dengan JokoWi di MRT. Bahkan mungkin saja terkejut melihat hal itu. Beragam persepsi muncul setelah temu MRT itu. Ada yang menyambut positif, namun tidak kurang yang merasa kecewa dan bahkan meradang, marah besar kepada Prabowo. Relawan Prabowo banyak yang tidak mendukung langkah Prabowo.

Mengapa Prabowo datang melakukan temu MRT ?

Bahkan Amien Rais pun terkejut dengan langkah yang diambil Prabowo. Kok ujug-ujug, secara garis besar begitulah respon Amien Rais, terhadap langkah Prabowo, pada temu MRT. Apakah Amien Rais merasa telah ditinggal Prabowo ?

Sesungguhnya, kalau merasa ditinggal Prabowo pada temu MRT, bukan hanya Amien Rais saja. HRZ tentu juga akan merasa ditinggal Prabowo. Namun tentu saja yang paling merasa ditinggal Prabowo adalah relawan, The Power of Emak Emak, keluarga korban korban yang berjatuhan. Prabowo seolah mengambil keputusan untuk berjalan sendiri.

Kegagalan Strategi

Strategi QC 

Strategi QC dianggap sebagai strategi untuk melumpuhkan dukungan kepada Prabowo. QC langsung meluncur pada inti persoalan bahwa Prabowo telah kalah. Strategi biltzkerj QC tadinya dianggap dapat memukul semangat pendukung Prabowo. Namun strategi QC limbung, setelah Prabowo mengumumkan kemenangan dari hasil perhitungan BPN. Relawan medsos pun bangkit kembali semangatnya, dan berusaha aktif mengkritisi Situng.

Strategi Roro Jonggrang 

Menjelang akhir batas pengumuman KPU, KPU justru membuat keputusan dalam Rekapitulasi lebih cepat dari jadwal yang sudah disusun sebelumnya. Akumulasi kepentingan dan ghirah Islam dari pendukung Prabowo seakan tak terbendung untuk melakukan aksi damai di Bawaslu. Bahhkan  setelah munculnya startegi Roro Jonggrang yang mengadakan rapat pertemuan dengan dayang dayang sebelum pagi hari, dengan harapan proyek Bandung Bondowoso bisa gagal. Bandung Bondowoso yang mempunyai kekuatan dahsyat dapat menggerakan kekuatan alam ghaib, diperkirakan akan muncul pada momentum aksi damai pada tanggal 22 Mei. 

Namun strategi Roro Jonggrang, ternyata tidak menyurutkan massa relawan Parbowo untuk melakukan aksi damai di bulan Romadhon yang penuh berkah. Walau pun mereka melakukan aksi damai di bulan puasa, sholat maghrib, berbuka puasa di lapangan, bahkan sampai sholat isya yang dilanjutkan sholat tarawih berjamaah, seolah bahkan menjadi momentum besar dan kuat, bahwa massa umat Islam dapat melakukan aksi damai untuk menunjukkan aspirasi di negeri ini.

Meski sempat terjadi ketegangan dan bahkan banyak jatuh korban, baik yang dirawat di rumah sakit atau bahkan yang mungkin meninggal, pada aksi 21-22 Mei 2019, namun aksi damai umat Islam secara de facto telah berhasil menunjukkan aspirasi secara damai dan menghindari kerusuhan. Prabowo bahkan menganjurkan umat Islam membubarkan diri dari aksi damai dan pulang ke rumah masing-masing. Strategi Roro Jonggrang membungkam geliat Bandung Bondowoso pun gagal.

Strategi Jepang  

Ternyata pola lebih cepat lebih baik, menjadi stategi pilihan utama. Setelah KPU, maka MK pun melakukan sidang pengambilan keputusan atas gugatan paslon 02 lebih cepat dari jadwal yang diberikan. Dapat dipahami, bahwa setelah MK secara resmi menolak gugatan paslon 02, maka kemenangan paslon 01 sudah tinggal selangkah lagi, untuk mendapat setempel dari KPU. Untuk itu dilakukan pertemuan sebelum delegasi berangkat ke Jepang. 

Namun info yang berkembang dari pertemuan dengan Pimpinan Negara negara besar di Jepang, jauh dari harapan simpati. Info yang berkembang justru beredarnya siaran tv hasil pencatatan waktu temu muka dengan PM Jepang. Temu muka satu menit saja. Lagi lagi terjadi kegagalan strategi, termasuk gagalnya Strategi Jepang tentunya.

Startegi MRT

MRT merupakan momentum yang diharapkan dapat berlangsung, sebagai strategi rekonsiliasi. Alih alih Prabowo dianggap mengkhianati para pendukungnya karena mau mengadakan temu MRT, namun ternyata justru nama Prabowo lebih banyak disebut dari pada Jokowi menurut hasil analisa Drone Emprit. Sungguh suatu hal yang di luar dugaan banyak orang. 

Mengapa Prabowo begitu menjadi magnit besar perbincangan ? Apakah seperti strategi QC, strategi Roro Jonggrang, strategi Jepang, strategi MRT juga gagal? 

Jika yang menjadi indikasi adalah hasil analisa Drone Emprit, maka pada temu MRT, yang menjadi Star memang Prabowo. Prabowo lebih banyak disebut setelah temu MRT.

Jika rekonsiliasi yang dijadikan indikasi pada temu MRT, lebih lebih lagi. Rekonsiliasi dapat digunakan sebagai asumsi berjabat tangan, masuk ke dalam lingkaran kursi. Banyak partai setelah keputusan MK, lalu mengajukan jumlah kursi. Bahkan tidak tertutup kemungkinan Gerindra juga akan menerima tawaran godaan dahsyat tersebut. Upaya rekonsiliasi bermuka kursi tersebut menjadi ganjalan Prabowo untuk melakukan rekonsiliasi. Prabowo akan tetap bersama rakyat. 

Namun pada kenyataannya Prabowo telah mengadakan temu MRT. Suatu hal yang tidak disanggah dan menjadi buah bibir seantero negeri. Lalu bagaimana dapat meraba jika strategi MRT itu gagal?

Pada acara temu MRT, Prabowo senyum senyum saja. Prabowo tidak  melakukan perundingan. Mau bangga kalau sudah dapat melaksanakan rekonsiliasi, jika pada kenyataannya, temu MRT tanpa konsesi.

Bagaimana pendapat anda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun