Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Menurut Ramalan Joyoboyo, Jokowi Kalah?

15 April 2019   21:30 Diperbarui: 16 April 2019   11:13 5563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pada beberapa bait ramalan Joyoboyo dapat ditemukan, sesuatu yang terkadang kalau ditelusuri dapat mencerminkan kejadian yang sekarang sedang berlangsung. Namun tentu hal itu sangat tergantung dari sudut pandang yang membaca ramalan Joyoboyo tersebut. Hal tersebut  terjadi, karena pada bait bait ramalan Joyoboyo tidak disebutkan tempat, ruang dan waktu, apalagi pelaku. Dengan demikian, jika ada yang membaca ramalan Joyoboyo dengan cara lain tentu saja sah-sah saja.   

Berikut salah satu cara membaca ramalan Joyoboyo dari beberapa bait, yang tentu saja hasilnya debateble. Dapat saja hal ini dipandang subyektif, karena hanya dilihat dari sudut pandang yang membaca ramalan. namun bisa jadi,juga obyektif, karena kebetulan dapat dikaitkan dengan fenomena yang sedang terjadi. Walau pun begitu secara umum tentu saja, hasil dari pembacaan ramalan Joyoboyo ini sangat debateble.

Akeh Wong Ngedol Ilmu

Banyak orang berdagang ilmu .. ini nepotisme atau oportunis ya ???

Pada saat ini boleh dikatakan banyak orang yang berdagang ilmu. Tempat kursus ketrampilan menjamur. Kuliah di PT mahal. Bahkan ditenggarai munculnya informasi dari hasil pesanan. Apakah itu berupa penelitian bersponsor atau bahkan juga survey.  Jika kemudian hal tersebut dihubungkan dengan kekuasaan, maka dapat saja hal tersebut terjadi karena masih kuatnya budaya nepotisme, namun boleh jadi karena ada sebagian masyarakat yang cenderung menjadi oportunis. Jika hasil survey yang sering jauh dari kenyataan itu juga berlaku pada survey survey tertentu, maka yang kan terjadi adalah kemalangan yang tidak diinginkan.

Akeh Wong Ngaku aku

Banyak orang mengaku diri. .. oh ada yang ngaku sebagai orang baik .. lalu harus pakai rompi.

Sungguh suatu hal yang membuat banyak orang miris, jika ada orang yang mengaku baik, namun justru yang terjadi pada orang itu, adalah hal sebaliknya. 

Mengaku orang baik dan memilih orang baik, tentu sangat menarik bagi orang banyak. Paslon 01 sering disebut sebagai orang baik. Tentu saja untuk kepentingan kampanye, orang baik memilih orang baik, dapat menjadi jargon kampanye unggulan. 

Namun hal tersebut akan menjadi bumerang, jika ada pernyataan serius, bahwa orang baik dapat dilihat dari teman-temannya. Apa jadinya kalau kemudian teman-teman JokoWi justru beberapa sedang terkena kasus.   

Njabane Putih Njerone Dhadhu

Di luar putih di dalam jingga.... oh jangan jangan ..

Nah hal ini akan sangat mengganggu dengan adanya arahan JokoWi untuk memakai baju putih pada saat hari pencoblosan di TPS.  Apa jadinya kalau ramalan Joyoboyo ini diarahkan kepada para pendukung JokoWi yang memakai baju putih, padahal didalamnya tidak ?  

Ngaku Suci Nanging Sucine Palsu

Mengaku suci, tapi palsu belaka....mudah mudahan setelah masuk Ka'bah berubah ..

Akeh Buju Akeh Lojo

Banyak tipu banyak muslihat... akun akun orang orang terhormat pendukung paslon 02 dihack, lalu gunakan akun hasil bajakan untuk memfitnah Ulama ..

Ini sungguh suatu perbuatan yang sangat tidak terpuji. bahkan Kwik Kiangie pun berang melihat kelakuan parah, dari orang yang tidak bertanggung jawab ini. Karena kebetulan banyak yang terkena perbuatan pelanggaran berat ini dari para pendukung paslon 02, tentu saja hal ini akan sangat merugikan JokoWi. Klarifikasi apa pun untuk membersihkan perbuatan tidak terpuji, melakukan fitnah melalui pembajakan akun ini, sudah sulit dilakukan, karena waktu tinggal sedikit. 

Kok ya, ada saja .. ramalan Joyoboyo ini.

Prabowo mungkin saja tidak sering disebut sebagai orang baik, seperti jokoWi.

Namun ada perbedaan mendasar antara sebutan orang baik dengan orang yang mengajak berbuat baik.

Konon dulu Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa salam, juga dianggap sebagi orang baik. Nabi Muhammad bahkan mendapat julukan Al Amien. 

Namun begitu nabi Muhammad mengajak berbuat baik, karena menyiarkan agama Islam, Nabi Muhammad mulai mendapat celaan dan ditinggal banyak orang. Waktulah yang kemudian menjadi saksi bahwa Nabi Muhammad Shalllallahu alaihi wa salam akhirnya mendapat kembali kepercayaan orang banyak.

Prabowo mengajak berbuat baik. Kampanye Prabowo di GBK, bahkan didahului dengan tahajud dan dilanjutkan dengan sholat subuh berjamaah. Namun sebagai orang yang mengajak berbuat baik, kampanye Prabowo itu pun mendapat celaan. Tahajud tidak di mesjid. Sholat subuh laki laki dan dan permpuan bercampur.  Itu resiko yang harus ditanggung Prabowo sebagai orang yang mengajak berbuat baik, sebagaimana nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa salam. 

Ironisnya seiring dengan waktu yang berjalan, Prabowo mendapat berkah sejak melaksanakan kampanye besar dan hebat di GBK. Sinyal Sultan Jogja, untuk Prabowo, dapat dihubungkan dengan kemungkinan JokoWi kalah. Migrasi politik dari person person terkenal kepada Prabowo, seperti dahlan Iskan, Ustad Syamsi Ali New York dan gelombang migrasi politik dari Golkar. 

Bkan itu saja, banyak orang orang suci yang tidak terkenal, memberikan amanat kepada UAS, untuk menyampaikan dukungan kepda Prabowo. Tidak lama kemduian UAH dan Aa Gym juga mendukung Prabowo.

Sementara pendukung JokoWi ada beberapa yang justru terkena kasus hukum.

Namun apakah ramalan Joyoboyo juga mempersepsikan JokoWi akan kalah ???

Waktu yang akan menjadi saksi.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun