Beberapa pekan lalu, sebuah surel terkirim dari Kompasiana yang berisi pemberitahuan tentang waktu transfer dana bagi Kompasianer yang tulisannya berhasil meraih K Reward. Selama 2 bulan yakni Mei dan Juni, nama saya masuk dalam daftar peraih K Rewards meski berada di urutan buncit. Maklum, masih newbie, hehe.
Meski diganjar reward yang terhitung kecil, tercatat sebagai peraih K Reward, bagi saya adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Sebab hal itu menunjukkan bahwa tema-tema yang saya tulis cukup menarik untuk dibaca khususnya oleh para Kompasianer. Sejauh ini, materi tentang balap motor mendominasi artikel yang saya produksi, selain beberapa artikel dalam rubrik Humaniora.
Telah menjadi misi saya yang lagi gemar berliterasi ini, untuk menghasilkan tulisan yang semenarik mungkin agar bisa bertengger di halaman mula sebagai artikel utama. Dengan begitu tingkat keterbacaan akan semakin tinggi mengingat jumlah follower yang masih dalam hitungan jari.Â
Lalu tepat pada akhir bulan lalu, 31 Juli saya kembali mendapatkan surel dari pengelola Kompasiana. Kali ini berisi tentang pemberitahuan bahwa K Rewards sudah ditransfer ke akun Gopay. Dan benar, beberapa saat kemudian, saldo Gopay saya bertambah. Ehm, tepatnya berubah dari Rp 0,- menjadi beberapa ratus ribu.
Namun sebenarnya sehari atau dua hari sebelumnya saya sempat bimbang antara tetap nulis di platform ini atau berhenti saja. Pasalnya, saya menjumpai artikel saya yang lampau mengalami kerusakan berupa terpangkasnya tulisan dan hanya menyisakan 1 atau 2 alinea saja. Tak cuma satu, namun beberapa artikel yang diantara merupakan artikel utama.Â
Melihat kondisi artikel yang rusak dan tak bisa diperbaiki membuat saya putus asa kepada Kompasiana. Apalagi surel yang saya kirimkan sebelumnya tak kunjung mendapat tanggapan. K Reward rasanya tak cukup cespleng menjadi iming-iming untuk tetap menulis di sini.
Namun tak dinyana, 2 hari selepas saya mengirim komplain ke pengelola, saya mendapatkan jawaban bahwa sebelumnya memang terjadi kendala teknis yang mengakibatkan kerusakan pada artikel. Entah itu berlaku pula kepada artikel Kompasianer lain ataukah tidak.
Dan yang cukup melegakan, beberapa artikel yang mengalami kerusakan diperbaiki oleh redaksi dan kembali seperti semula. Dan sekejap kemudian, saya menganulir keinginan untuk pensiun dini dari Kompasiana.
Terima kasih redaksi yang sudah merespon kegalauan saya.Â