Mohon tunggu...
masikun
masikun Mohon Tunggu... Petani - Mahasiswa

Mahasiswa Pertanian

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sengkuni

4 November 2019   12:09 Diperbarui: 4 November 2019   18:18 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kalau mendengar nama 'Sengkuni' apa yang terlintas dalam pikiran? Licik? Penghasut? Provokator? Ya begitulah kira-kira karakter yang melekat pada diri Sengkuni. 

Lantas apakah sejahat itukah Sengkuni? 

Menurut beberapa kisah dalam pewayangan Sengkuni merupakan sosok yang berada dipihak Kurawa, musuh dari Pandawa.

Sengkunilah yang mengasuh Kurawa yang berjumlah seratus. Dialah yang juga terus menanamkan kebencian kepada Pandawa. Hingga pada saatnya kelak terjadilah perang besar antara Kurawa dan Pandawa. Yang juga menewaskan Sengkuni.

Mungkin kita sepakat mengatakan bahwa Sengkuni itu jahat. Tapi mungkin kita perlu melihat sekilas cerita masa lalu Sengkuni hingga dia terkenal jahat sampai hari ini. 

Ada yang sudah nonton Joker? Atau paling tidak pernah membaca kalimat bijak yang terkenal dari Joker? Ada kalimat yang viral setelah film itu menggemparkan jagat perfilman negeri ini. Kata Joker, Orang jahat terlahir dari orang baik yang tersakiti. Benarkah demikian? 

Kembali lagi ke Sengkuni. Saya menjadi tertarik dengan tokoh-tokoh Jahat dalam beberapa film. Sebelum Joker, sayapun sudah tertarik dengan tokoh jahat Thanos, dalam film End Game. Sebagai tokoh yang jadi lawan para Avengers yang notabenya adalah pahlawan barang tentu yang lawanya pahlawan pasti orang jahat. Tidak bagi saya, saya tetap berasumsi Thanos orang baik. Ini soal sudut pandang. Lagipula hanya film kan? Lalu bagaimana dengan tokoh pewayangan Sengkuni ini?

Sengkuni secara singkat cerita, karena suatu hal Sengkuni di penjara bersama seluruh keluarganya sejumlah seratus satu (satu orang sudah dijadikan permaisuri) orang, termasuk Ayah dan Ibunya. Setiap harinya mereka hanya dikasih sebutir nasi perorang. Tidak mungkin akan kenyang, apalagi hidup. Dalam kondisi seperti itu Ayah Sengkuni berembug dengan mereka. Keputusanya adalah harus ada yang hidup diantara mereka. Jalan yang harus dilalui adalah memakan satu persatu sesamanya. Sengkunilah yang bertahan sampai akhir. Sengkunilah yang terpaksa memakan satu persatu keluarganya. Termasuk Ayah dan Ibunya. Bayangin saja, kita yangg hanya membentak Ibu kita sendiri saja sudah pasti tidur gak tenang, gelisah, lah ini sampai dimakan.

Betapa kuatnya Sengkuni.

Itu kejahatan atau penderitaan? Lebih menderita mana kalau dibanding Joker? Orang yang menderita memakan Ayah dan Ibunya, juga saudaranya, dia hanya menjadi seroang provokator. Harusnya dia obrak-abrik semua kerajaan. Dia bunuh semua orang. Tapi faktanya tidak. Sengkuni hanya seorang provokator, seorang yang licik, dan culas. Korupsi saja dia tidak. Dia hanya merebut minyak tala yang bisa membuat badanya kebal. Akhirnya dia mendapatkan itu. Badanyapun kebal. Susah untuk dibunuh. Hingga akhirnya berkat informasi dari Semar, Bima berhasil membunuh Sengkuni.

Sekarang mari kita lihat diri kita. Sebagai pemimpin. Yang mana yang gak Sengkuni? Lantas penderitaan apa yang sudah di lewati? Hingga menjadi Sengkuni bagi rakyat? Pernah susah? Pernah gak makan? Hingga jahat pada rakyat? Apa alasan sejarahmu wahai penguasa? Kalau Sengkuni ada alasan sejarahnya. Dia pernah menderita memakan Ibu dan Ayahnya, juga saudaranya. Dia harusnya berhak jadi teroris. Dia kalau tidak kuat, bahkan bisa bunuh diri. Dia hanya jadi provokator. Penghasut. Sedangkan penguasa hari ini yang korupsi, kejam terhadap rakyat, apakah mereka menderita saat menjadi penguasa? Sengkuni saja tidak sampai kejamnya seperti itu kepada rakyat. Padahal penderitaanya lebih dan lebih menyakitkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun