Mohon tunggu...
Mashuro
Mashuro Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hidup adalah anugerah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menguak Kisah "Tapah Malenggang Batanghari"

4 Maret 2025   12:00 Diperbarui: 4 Maret 2025   12:06 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arena Tapah Malenggang

Tapah Malenggang adalah legenda yang memuat kearifan lokal Batanghari. Tapah Malengga adalah kisah yang sarat nilai budaya, diantaranya; kerohanian, kerja keras, kegigigan, cinta alam, silaturahmi, etika, material, dan lainnya. Tapah Malenggang adalah sebutan salah satu jenis ikan di Batanghari yang memiliki peran dalam sejarah Kabupaten Batanghari, salahsatu kabupaten tertua di Jambi. Ikan itu berukuran besar, panjangnya bisa mencapai hampir satu meter. Ikan tersebut saat bergerak dalam air badannya meliuk-liuk, makanya disebut ikan tapa Malenggang.Di Batanghari berkembang cerita rakyat Tapa Malenggang. Ikan Tapa ini dianggap salah satu ikon penting oleh masyarakat Batanghari.

Cerita rakyat Tapah Malenggang diangkat berdasarkan transkripsi yang dilakukan oleh Datuk Rasyid dari tuturan Datuk Zainul dan Datuk Saharman. Tapa Malenggang dikategorikan berjenis Mite (myth). Hal tersebut dapat terlihat dari perwujudan tokoh-tokohnya yang merupakan jelmaan dewa atau makhluk setengah dewa yang memiliki kemampuan melampaui manusia biasa.

Pemkab Batanghari tahun 2013 membuat tugu Tapah Malenggang di Muara Bulian, ibukota Batanghari ini berfungsi sebagai ikon daerah Batanghari. Dalam mengangkat Tapah Malenggang, sejak tahun 2015 juga dibuat acara Festival Tapah Melanggang di Batanghari. Harapannya melalui festival, cerita rakyat Tapah Malenggang terus terlestarikan. Di samping itu juga, kearifan lokal dari cerita rakyat Tapah Malenggang tetap terjaga. Generasi muda dari Kabupaten Malenggang tetap mengetahui kisah-kisah sejarah dari daerahnya. Begitu juga dengan masyarakat pendatang supaya mengetahui ikon dari daerah yang didiaminya.

Lalu apa sebenarnya Tapa Malenggang?

 Konon menurut kisahnya, Tapa Malenggang bukanlah ikan biasa yang meliuk-liuk di Sungai Batanghari. Tapa Malenggang adalah anak "Rajo Kayangan" atau "Alam Pintu Langit". Ketiganya adalah titisan dewa.

Ayahnya bernama Sati Manggung dan ibunya bernama Sicindai Laut. Sati Menggung mempunyai 3 anak. Anak sulungnya adalah Mambang Diawan (Tapa Malenggang), anak keduanya yaitu Mambang Dibulan (Tapa Kudung) dan anak bungsunya adalah Mambang Sakti (Tapa Tembaga).

Kisah Tapa Malenggang bermula ketika Mambang Diawan Bersama adik-adiknya hendak menjemput jodohnya di dunia. Dengan keinginan yang kuat, dan dengan gigih, Mambang Diawan terus berjuang menjemput jodohnya.

Sungguh panjang dan luar biasa perjuangan Mambang Diawan untuk bertemu calon istrinya. Berbagai tantangan dan rintangan di hadapinya. Untuk menyelamatkan diri, tiga bersaudara itu menggunakan berbagai trik, hingga menjelma menjadi ikan tapa.

Muslihat itu, membuahkan hasil. Mambang Diawan pun berhasil menemui jodohnya, yaitu "Putri Kusumo Ampai". Akhirnya Tapa Malenggang dan Putri Kusumo Ampai menikah dan hidup bahagia.

Hal penting lainnya yang perlu diketahui adalah mengetahui kegunaan dari cerita rakyat Tapah Malenggang. Kegunaan cerita rakyat adalah

1) Mengungkapkan kepada kita secara sadar atau tidak sadar bagaimana folknya (pemiliknya) berpikir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun