Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kaslil, Penyuluh Pertanian Secerdik “Kancil”

7 Desember 2015   10:36 Diperbarui: 7 Desember 2015   11:10 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1, Kaslil, sedang mengajar Kelompok Tani (Doc. Forum Penyuluh)

Dalam cerita fabel, Kancil digambarkan sebagai sosok hewan yang cerdik dan banyak akal, dia bisa mengalahkan harimau dan buaya dengan “akal”nya, dia juga bisa jadi “hakim” yang adil dan bijak  untuk menyelesiakan sengketa antar penghuni rimba. Kalo kemudian ada yang mem”fitnah” dia sebagai “anak nakal yang suka mencuri timun”, itu hanyalah konspirasi dari sekelompok oknum yang menemakan diri “papa minta timun” yang ingin mencari keuntungan pribadi dan kelompok dengan “mengkambing hitamkan” pihak lain. Kalaupun kemudian beredar rekaman tentang kancil “nyolong” timun dalam sidang “Membela Koncone Dewe” (MKD), rekaman itu sangat tidak valid, karena merupakan rekayasa para “tukang catut”.

Tapi maaf para pembaca, saya tidak lagi membahas tentang Kancil yang hanya ada dalam dongeng atau cerita fabel, tapi saya ingin bercerita tentang kisah seorang yang kecerdikannya tidak kalah dengan sang kancil, tapi sama sekali nggak ada hubungannya dengan pejuang pelestarian lingkungan yang di media dikenal dengan julukan “Salim Kancil”.

Sosok yang akan saya angkat dalam tulisan ini adalah seorang penyuluh pertanian berperawakan kecil, tapi punya kemampuan “lebih” dibandingkan teman-teman penyuluh lainnya. Meski hanya berstatus penyuluh pertanian kontrak alias Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL TBPP), tapi dalam melaksanakan tugasnya sebagai penyuluh, tidak kalah gesitnya dengan penyuluh yang sudah menyandang status pegawai negeri sipil.

Kaslil, begitu orang tuanya memberi nama kepadanya, dia seorang penyuluh pertanian yang bertugas di Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Lut Tawar, Aceh Tengah, sebuah balai penyuluhan yang wilayahnya meliputi desa-desa di kecamatan Lut Tawar yang letaknya berada di sepanjang pinggiran Danau Laut Tawar yang cukup terkenal itu.

Penyuluh kelahiran Takengon, 5 Januari 1977 ini tergolong penyuluh yang sangat gesit, cerdas dan cepat tanggap. Karena kegesitan dan kemampuannya “meleburkan diri” bersama masyarakat setempat serta pemahamannya tentang kearifan lokal, tak heran kalau para petani dan kelompok tani yang berada di wilayah kecamatan Lut Tawar menjulukinya penyuluh “Liebicer” atau singkatan dalam bahasa daerah Gayo “Liesik, Bidik, Cerdik” yang artinya kurang lebih “Terampil, Gesit dan Pintar”. Julukan itu tidak berlebihan, meski dia sudah punya kelompok tani dan desa binaan sendiri, tapi dia juga kerap “merambah” desa dan kelompok lainnya di seluruh wilayah binaan BP3K Lut Tawar.

Posturnya yang kecil, membuatnya lincah bergerak kemana saja dalam menjalankan tugasnya, dalam satu hari saja, penyuluh yang satu ini bisa berada di beberapa tempat dengan aktifitas berbeda. Terkadang pagi hari dia masih berada di desa Rawe yang merupakan desa paling ujung di bagian barat kecamatan Lut Tawar untuk membina kelompok tani yang membudidayakan bawang merah, beberapa saat kemudian dia sudah berada di desa Toweren, sekitar 3 kilometer dari desa Rawe, untuk memberikan penyuluhan kepada kelompok tani peserta Upsus Padi, dan beerapa saat kemudian dia sudah berada di desa Pedemun untuk membina kelompok tani hortikultura.

Mobilitas penyuluh yang satu ini memang cukup tinggi, tak hanya kejar sana kejar sini memberikan penyuluhan di beberapa desa yang berbeda, tenaga dan fikiran Kaslil juga sangat dibutuhkan oleh Husaini, SP, Koordinator BP3K Laut Tawar. Maka tak heran, begitu selesai melakukan aktifitas lapangan, dia harus segera kembali ke “markas” di BP3K untuk membantu membereskan administrasi di balai penyuluhan tingkat kecamatan itu. Tak hanya piawai untuk “berorasi” di depan para petani, dia juga mampu memberikan contoh kepada petani melalui kegiatan usaha tani di lahan pertanian milik keluarganya. Dia tidak ingin di “cap” hanya mampu berteori tapi tidak mampu mempraktekkan apa yang dia sampaikan kepada para petani, makanya tak sekedar bisa bicara, tapi dia juga mampu menunjukkan kepada petani kalau dia juga mampu mempraktekkannnya, itu prinsip yang selama ini dia pegang. Dan itulah yang membuat semua petani dan kelompok binaaannya terlihat “patuh” kepadanya.

Gambar 2, Kaslil, menyuluh petani bawang merah (Doc. Forum Penyuluh)

Sebagai Koordinator BP3K, Husaini sangat di untungkan dengan keberadaan Kaslil, hampir semua urusan administrasi, data dan manajemen di kantornya, bisa di”handle” oleh penyuluh cerdik ini. Karena selain mengusai pengetahuan dan keterampilan di bidang teknis budidaya pertanian, Kaslil juga termasuk salah seorang dari sedikit pneyuluh THL TBPP yang cukup “ramah teknologi”, mengoperasikan komputer dan mengakses jaringan online adalah salah satu kelebihan yang dimilikinya, itulah sebabnya Husaini kemudian memberikan kepercayaan lebih kepada anak buahnya ini. Hampir semua urusan yang diserahan kepadanya, bisa dia selesaikan dengan baik, pokoknya Kaslil sudah dianggap “tangan kanan” bagi sang Koordinator BP3K, karena meski ada beberapa penyuluh PNS dan THL-TBPP di wilayah kerja BP3K Lut Tawar, nyaris hanya Kaslil yang punya kelebihan seperti itu.

Sempat menyelesaikan kuliah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun